JAKARTA – Pemerintah mempertimbangkan opsi pemotongan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)  demi kelangsungan proyek Masela. Pemotongan bagian negara tersebut ditujukan untuk membuat harga gas dari  Masela lebih terjangkau bagi para konsumen atau penyerap gas.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan dalam perkembangan terakhir Inpex Corporation selaku operator Blok Masela menghendaki harga gas sebesar US$ 5,86 per MMBTU flat selama masa kontrak di plant gate.

“Buyer gas mau lebih rendah dari US$ 5,86 kalau lebih rendah bagian mana yang kita optimize. Salah satu optionnya itu yang bagian negara kan ada di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40, ini sedang kita pikirkan,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, Senin malam (14/8).

Perpres No. 40 Tahun 2016 mengatur Penetapan Harga Gas Bumi Tertentu tidak mempengaruhi besaran penerimaan  yang menjadi bagian kontraktor.

Untuk itu, menurut Perpres tersebut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) melakukan perhitungan penerimaan negara atas penetapan Harga Gas Bumi Tertentu dengan berkoordinasi dengan Menteri  ESDM dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara, yakni Menteri Keuangan.

Perhitungan penerimaan negara sebagaimana dimaksud berdasarkan penetapan Harga Gas Bumi Tertentu setelah memperhitungkan besaran penerimaan yang menjadi bagian Kontraktor tertulis dalam pasal 6 ayat 3.

“Kita ikuti perpresnya seperti apa, perpres ya asalnya, tapi itu bukan wewenang kita.  Itu opsi ya, bukan wewenang Kementerian ESDM,” ungkap Arcandra.

Pemerintah pun dalam waktu dekat akan kembali mengundang para calon pembeli gas untuk membahas harga gas.

Arcandra mengungkapkan pemerintah tidak akan membatasi para calon pembeli gas. Sebelumnya ada tiga calon pembeli gas di antaranya PT Pupuk Indonesia, Sojitz dan Elsoro Multi Pratama.

Menurut Arcandra,  jika harga yang disepakati lebih rendah dari permintaan Inpex maka produksi gas Masela yang akan didistribusikan untuk kebutuhan industri tanah air akan sebesar 474 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sementara bagian Inpex berupa LNG, produksinya akan sebesar 7,5 MTPA.

“Ada beberapa lagi nanti calon buyer dipanggil yang pasti lebih dari tiga. Kalau setuju dibawah US$ 5,86 bisa terserap kemungkinan  474 MMSCFD volumenya,” kata dia.

Seluruh calon pembeli gas nantinya kata Arcandra dipastikan akan berasal dari dalam negeri. Hal ini dimaksudkan agar gas yang mengalir bisa dimanfaatkan untuk pengembangan industri tanah air.

“Gas untuk bangun industri disana, community development lalu industri bisa berkembang disitu jadi ada regional development,” ujar Arcandra

Pemerintah sebelumnya memberikan tenggat waktu kepada Inpex membentuk komponen harga gas lapangan Masela. Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) pun ditargetkan bisa dilakukan paling lama pada akhir tahun ini sehingga proses pengerjaan fisik proyek Masela bisa segera dimulai.(RI)