Lapangan Kepodang

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan membangun jaringan gas sambungan rumah tangga sebanyak 105.828 SR pada 2018. Dana Rp 1,131 triliun diajukan diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018 untuk merealisasikan proyek tersebut.

IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, mengatakan sambungan rumah tangga akan dibangun di 18 kabupaten dan kota. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding realisasi pembangunan yang dianggarkan pada tahun lalu di 10 lokasi.

“Rinciannya, di Kota Medan akan dibangun 5.000 SR, Kota Prabumulih 6.000 SR, Kabupaten Musi Rawas 5.000 SR, Kota Semarang 8.000 SR, Kota Pasuruan 6.000 SR, dan Kabupaten Sidoarjo 12.000 SR,” kata Wiratmaja saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Kamis (15/6).

Untuk wilayah lainnya pemerintah juga menyasar pembangunan jargas di Kota Probolinggo sebanyak 5.000 SR, Samarinda 5.000 SR, Kota Bontang 10.000 SR, Kota Balikpapan 6.000 SR, Kabupaten Penajam Paser Utara 5.000 SR, Kota Tarakan 5.340 SR, Kabupaten Wajo 4.000 SR, Kabupaten Banggai 5.000 SR, Kota Sorong 4.000 SR, Kabupaten Sorong 5.000 SR, Kota Tanjung Enim 4.000 SR, dan Kabupaten Subang 5.488 SR.

Wiratmaja mengatakan penetapan wilayah yang akan dibangun jargas baru ditentukan berdasarkan verifikasi. Selain itu penetapan wilayah juga berdasarkan keterbatasan dana yang dialokasikan.

Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah dalam menyiasati keterbatasan dana adalah dengan melakukan pembangunan bertahap di setiap kota.

“Maunya kita lebih, misalnya Medan mau kita langsung 20.000 SR tapi jadinya kita 5.000 SR dulu. Untuk Tarakan kan sudah banyak jadi 5.340 SR, jadi tahun depan tinggal menambahkan,” kata dia.

Alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan jargas paling besar atau memakan porsi lebih dari 80% alokasi dana yang diusulkan, dan disusul pembagian converter kit kepada nelayan. Untuk tahun depan sendiri direktorat migas mengusulkan anggaran sebesar Rp 1,95 triliun.

Selain ditujukan untuk konstruksi, dana pembangunan jargas juga dialokasikan untuk pelaksanaan Front End Engineering Design (FEDD) dan Feasibility Study (FS) yang membutuhkan dana sebesar Rp 47 miliar.

“Untuk belanja publik fisik untuk jargas dan converter kit porsinya 84% dari alokasi anggaran atau sebesar Rp 1,64 triliun,” tandas Wiratmaja.(RI)