ISTAMBUL – Negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam  OPEC dan non-OPEC berencana menggelar pertemuan informal di Istambul pada 8-13 Oktober. Menurut  Menteri Energi Aljazair Nouredin Bouterfa seperti yang diberitakan stasiun televisi lokal Ennahar TV, pertemuan itu rencananya membahas berbagai cara guna mengimplementasikan kesepakatan produksi minyak yang dicapai pada pertemuan OPEC di Algiers bulan lalu.

Dalam sebuah wawancara yang bakal ditayangkan  Kamis (6/10),  Bouterfa menegaskan kesepakatan anggota OPEC untuk memangkas produksi minyak diprediksi akan mengangkat harga komoditas tersebut pada tahun mendatang.

Lapangan minyak Khurais yang dioperasikan Saudi Aramco terletak sekitar 160 kilometer dari Riyadh. Arab Saudi diprediksi akan memompa minyak sebanyak 10,2 juta barel per hari pada awal tahun depan.

Lapangan minyak Khurais yang dioperasikan Saudi Aramco terletak sekitar 160 kilometer dari Riyadh. Arab Saudi diprediksi akan memompa minyak sebanyak 10,2 juta barel per hari pada awal tahun depan. Foto: CNBC

Harga minyak pada September tumbuh 7%, yang merupakan kenaikan dalam dua bulan berturut-turut, setelah OPEC mengumumkan rencana untuk memangkas produksi antara 32,5 juta hingga 33 juta barel per hari. Namun, anggota OPEC masih membahas detail implementasi angka pengurangan tersebut.

Dalam penjelasan risetnya seperti dikutip CNBC, analis dari Bank of America-Merrill Lynch mengatakan pihaknya berharap harga minyak akan menyentuh  US$60 per barel pada tahun depan. Lembaga itu mempertahankan target harga sebesar US$70 per barel pada pertengahan 2017.

Hari ini, harga minyak turun tipis meskipun masih mendekati angka tertinggi yang dibukukan pada Juni. Patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate diperdagangkan seharga US$49,63 per barel, turun 20 sen dari sehari sebelumnya. Minyak mentah Brent North Sea  juga terkoreksi 24 sen menjadi US$51,62 per barel di London ICE Futures Exchange. (LH)