JAKARTA – Lembaga penyalur di wilayah yang termasuk dalam program bahan bakar minyak (BBM) satu harga diminta selektif mendistribusikan BBM. Ini untuk menghindari lahirnya pengecer di wilayah yang sebenarnya sudah ditetapkan sebagai wilayah BBM satu harga.

“Pemilik SPBU jangan tergiur dengan pendapatan yang lebih besar, sehingga jatuhnya bukan kepada masyarakat, tapi jatuh ke pengecer. Kata kuncinya ini untuk kita semua, manfaatnya juga untuk semua,” kata Henry Ahmad, Anggota Komite Badan Pengurus Hilir (BPH) Migas, Senin (4/12).

Hingga Desember 2017, program BBM satu harga sudah menyentuh di 32 lokasi. Terbaruk adalah pengoperasian SPBU Kompak Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara.

SPBU Kompak Lahomi memiliki dua tangki pendam dengan kapasitas masing-masing 15 kilo liter (kl) Premium dan 15 kl Biosolar. Pasokan BBM untuk SPBU berasal dari Terminal BBM Gunung Sitoli yang berjarak sekitar 58 kilometer dari SPBU Kompak Lahomi.

Harya Adityawarman, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan lembaga penyalur BBM satu harga di Nias Barat merupakan hasil dari sinergi seluruh pihak.

“SPBU Kompak Lahomi adalah titik ke-32. SPBU ini tidak akan terbangun kalau tidak ada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Pertamina dan pengusaha. Keberadaan SPBU ini tolong dijaga. Ini adalah SPBU pertama di Nias Barat. Jangan nanti BBM diborong atau dijual ke pengecer,” kata Adityawarman dalam keterangan tertulisnya.

Dia mengatakan kehadiran SPBU Kompak membuat warga tidak perlu lagi menempuh jarak sejauh 20 km ke arah Sirombu dan 50 km ke arah Gunung Sitoli untuk membeli BBM yang harganya sekitar Rp.7.000 hingga Rp.9.000 per liter.

Selain itu dengan berdirinya SPBU Kompak Lahomi, maka kualitas bahan bakar lebih terjamin dengan harga yang sama secara nasional.

Faduhusi Daely, Bupati Nias Barat, mengapresiasi kehadiran SPBU Kompak Lahomi mengingat sejak berdirinya Kabupaten Nias Barat delapan tahun lalu, belum ada SPBU yang berdiri di Ibu Kota Kabupaten Nias Barat tersebut.

“Kerinduan kami selama ini, sejak Kabupaten ini lahir delapan tahun yang lalu terobati. Selama ini kami hanya menjumpai pengecer,” ungkap Faduhusi.

Kabupaten Nias Barat terdiri dari delapan kecamatan dan 105 desa dengan penduduk berjumlah sekitar 92 ribu jiwa. Kehadiran SPBU Kompak Lahomi diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan BBM dengan harga yang berlaku secara nasional.

“Bayangkan kalau kami ke Gunung Sitoli, dua jam perjalanan. Kami harus cari-cari dulu itu (BBM). Program BBM satu harga ini luar biasa,” kata Fahduhusi.(RI)