JAKARTA –  Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), emiten distribusi dan infrastruktur gas bumi anjlok 52,9% menjadi US$143,1 juta pada 2017 dibanding tahun sebelumnya US$304,3 juta.  Penurunan laba bersih disebabkan peningkatan beban, mulai beban pokok, beban distribusi dan transmisi, beban keuangan hingga beban lain-lain.

Peningkatan beban jauh lebih besar dibanding peningkatan pendapatan dari US$2,93 miliar pada 2016 menjadi  US$ 2,97 miliar pada tahun lalu.

Penjualan gas menjadi bisnis utama dan kontributor terbesar raihan pendapatan PGN dan meraih US$2,4 miliar. Sisanya berasal dari penjualan minyak dan sebesar US$472,8 juta. PGN tercatat memiliki anak usaha di sektor hulu migas, yakni PT Saka Energi Indonesia yang mengelola dan memiliki hak partisipasi di sejumlah blok di dalam negeri dan luar negeri.

Pada periode Januari-Desember 2017, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 855,5 BBTUD dengan rincian, volume gas distribusi sebesar 771,55 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 83,95 BBTUD.

“Kami melakukan berbagai upaya efisiensi, sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini,“ kata Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN, Jumat (9/3).

Dia menambahkan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik.

“Pada tahun ini, PGN akan tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat,” kata Rachmat.

Hingga kuartal IV-2017, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 175 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.450 km atau setara dengan 80% pipa gas bumi hilir nasional.

Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.

Pelanggan Gas Bumi PGN tersebar mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.

Rachmat mengatakan, PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk transportasi ke 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.

“Tahun ini, PGN juga banyak melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas,” ungkap dia.

Di sektor hulu, demi mengamankan pasokan gas PGN berkomitmen memberikan dukungan pada Saka Energi  yang menyediakan gas bumi di sektor hulu.

Pada kuartal IV 2017, PGN telah meyelesaikan fasilitas penunjang pasokan gas di Pasuruan, pengembangan pipa gas bumi di sejumlah kawasan industri wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Batam serta infrastruktur untuk menunjang kehandalan penyediaan listrik PLN di Tanjung Priok.

Beberapa proyek infrastruktur masih dalam tahap pelaksanaan, mulai dari proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer, termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km, dan pemasangan pipa distribusi di wilayah Gresik sepanjang 11 km.

Selain itu, PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau.(RI)