LAHAT– Pemerintah menguji coba kereta api menggunakan bahan bakar biodiesel demi mengurangi polusi udara yang selama ini terus meningkat. Biodiesel kadar 20 persen (B20) itu mulai diuji coba pada lokomotif kereta api di Balaiyasa Lahat, Sumatera Selatan.

“Selama ini pencemaran udara terus bertambah akibat kendaraan dan polusi lingkungan lainnya. Jadi kami mencari solusi antara lain lokomotif kereta api akan menggunakan biodiesel,” ujar Rida Mulyana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, saat peluncuran lokomotif “Rail Test” uji coba penggunaan biodiesel di Lahat, Minggu (11/2) seperti dikutip Antara.

Menurut Rida, penggunaan biodisel B20 pada kereta api untuk memanfaatkan potensi sawit yang ada di Indonesia. Apalagi Indonesia masih bergantung pada negara luar sehingga potensi yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal.

Untuk uji coba akan dilaksanakan selama enam bulan yang diharapkan hasilnya nanti bermanfaat bagi kereta api dan perekonomian Indonesia.

Dadan Kusdiana, Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, mengatakan penggunaan biodiesel ini bertujuan untuk efesien berbagai bidang terutama bidang ekonomi. Karena itu uji coba B20 itu berbagai tolok ukur dilakukan seperti kehematan bahan bakar termasuk anggaran.

Zulfikri, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, Kementerian Perhubungan menyambut baik atas uji coba tersebut. Kementerian menyiapkan empat lokomotif dalam uji coba biodiesel rendah emisi tersebut. “Yang jelas bahan bakar tersebut ramah lingkungan sehingga perlu dimaksimalkan,” ujar dia.

Uji coba juga dihadiri Corporate Deputy Direktur Logistik PT Kereta Api Indonesia (KAI) Anggoro Triwibowo, utusan Pertamina, LIPI, dan unsur terkait lainnya. (DR)