JAKARTA – Proyek revitalisasi Kilang Cilacap yang PT Pertamina (Persero) bersama Saudi Aramco dinilai berjalan lambat. Padahal Indonesia saat ini membutuhkan industri petrokimia sebagai bahan baku berbagai industri turunan yang sebenarnya mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan Kilang Cilacap seharusnya menjadi salah satu fasilitas yang mampu meningkatkan kemampuan pengolahan minyak menjadi petrokimia.

“Dengan Saudi Aramco agak lambat, kalau dengan Rusia (Kilang Tuban) agak cepat,” kata Darmin dalam paparan pada ajang CEO Forum di Jakarta, Rabu (29/11).

Pertamina melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) akan merevitalisasi lima kilang, salah satunya Kilang Cilacap yang digarap bersama mitra strategis, Saudi Aramco. Revitalisasi akan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Cilacap hingga 370 ribu barel per hari (bph), dari kapasitas saat ini sebesar 300 ribu bph. Selain itu, kompleksitas produksi kilang juga akan semakin meningkat dan menghasilkan produk BBM dengan standar Euro 5.
Selain produksi bensin dan diesel, kapasitas petrokimia juga akan meningkat, yakni aromatic meningkat hingga 600 KTPA dan polypropylene hingga 160 KTPA.

Menurut Darmin, kebutuhan fasilitas pengolahan minyak menjadi petrokimia cukup mendesak. Pasalnya Indonesia yang selama ini diprediksi memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi justru kerap mendapatkan ganjalan karena banyak produk turunan berasal dari bahan baku petrokimia tidak bisa disediakan industri dalam negeri. Padahal industri petrokimia merupakan hulu dari berbagai industri turunan lainnya.

Dia mencontohkan perkembangan ekonomi pada masa Orde Baru setiap pertumbuhan tinggi namun tidak berimbang menyasar seluruh sektor.Jika kondisi tersebut terulang maka yang akan terjadi over heating transaksi, kurs meledak karena Indonesia tidak pernah menghasilkan industri untuk barang baku sehingga ketika pertumbuhan tinggi juga membutuhkan impor tinggi.

“Lalu bidang apa agar mencegah itu? Pertama, besi dan baja. Kedua, petrochemical kemudian general chemical,” tandas Darmin.(RI)