JAKARTA – Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, Lemigas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyerahkan hasil laporan pemeriksaan penurunan produksi Lapangan Kepodang ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengatakan setelah mendapatkan laporan dari Lemigas, SKK Migas akan kembali menguji hasil laporan tersebut bersama dengan laporan yang diterima dari operator lapangan, Petronas Carigali.

“Kepodang studinya sudah selesai di Lemigas. Jadi sudah selesai studinya, kemudian direview balik ke Petronas. Ini sedang dalam proses review,” kata Arcandra di Kementerian ESDM, akhir pekan lalu.

Menurut Arcandra, langkah selanjutnya yang akan diambil pemerintah sebagai solusi dari masalah di lapangan Kepodang belum bisa dipastikan, karena masih menunggu review lanjutan SKK Migas.

“Ini yang namanya history matching atau reservoir analysis diulang kembali. Dulu perencanaannya plateau-nya seperti ini tiba-tiba drop (produksi). Ini ke depannya mau seperti apa,” ungkap Arcandra.

Produksi gas Lapangan Kepodang anjlok hingga tidak bisa memenuhi volume yang disepakati, salah satunya ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok. Penurunan produksi gas Kepodang akibat kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan rencana pengembangan (plan of development/PoD). Bahkan produksi yang diproyeksikan hanya akan bertahan tidak lebih dari 2019.

PLTGU Tambak Lorok saat ini hanya menerima pasokan gas 70 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) – 80 MMSFCD dari Lapangan Kepodang dari kontrak yang seharusnya 116 MMSCFD selama 12 tahun sejak 2015 atau hingga 2027.(RI)