JAKARTA– PT Medco Energi International Tbk (MEDC), perusahaan di sektor energi dan sumber daya alam terintegrasi yang dididirikan pengusaha nasional Arifin Panigoro, melalui anak usahanya PT Medco Daya telah mengambilalih 35% hak partisipasi (participating interest) Inpex Natuna Limited di Blok B South Natuna di Kepulauan Riau. Dengan demikian, Medco kini menguasai 75% hak partisipasi di Blok B South Natuna karena sebelumnya perseroan juga telah mengakuisisi 40% hak partisipasi ConocoPhillips Indonesa Inc Ltd di blok tersebut.

Nilai akuisisi saham (transfer price) jual-beli hak partisipasi dari Inpex Natuna ke Medco Daya sebesar US$ 167 juta atau sekitar Rp 2,25 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS). Seluruh proses akuisisi saham Inpex Natuna Ltd oleh Medco ditargetkan tuntas akhir Mei 2017 setelah seluruh kondisi dan kesepakatan disetujui kedua pihak.

Usman Slamet, Senior Manager Communictions & Relations Inpex, saat dikonfirmasi mengakui bahwa Inpex Natuna telah melepas hak partisipasi di Blok B South Natuna kepada Medco Daya.

“Kami mempertimbangkan semua faktor dan kondisi dalam penjualan PI Inpex di Inpex Natuna Ltd kepada Medco,” ujar Usman kepada Dunia-Energi melalui fasilitas pesan singkat, Selasa (28/3). Sayang, Usman tak bercerita lebih jaul soal berbagai faktor dan kondisi yang membuat Inpex melepas saham di Blok B South Natuna.

Dalam keterbukaan informasinya di laman perseroan, manajemen Inpex menyatakan bahwa perseroan memiliki hak partisipasi sejak 1977 dan mulai memproduksi minyak mentah pada 1979 dan gas bumi pada 2001 di blok tersebut. Inpex terus melakukan pengembangan dan aktivitas produksi minyak mentah, gas bumi hingga liquid petroleum gas (LPG) di sejumlah lapangan blok tersebut yang berkontribusi terhadap keberlangsungan aktifitas E&P Inpex.

Setelah hampir 40 tahun sejak dimulainya produksi minyak mentah pertama kali, kontribusi dari Inpex Natuna Ltd dalam hal pendapatan dan arus kas diekspektasi menjadi relatif terbatas. Untuk itu sebagai upaya mengoptimalkan portofolio aset secara global, Inpex memutuskan untuk menjual seluruh sahamnya di Inpex Natuna Ltd.

Dampaknya terhadap proyeksi keuangan perusahaan konsolidasi tahun berakhir pada 31 Maret 2017, Inpex berharap pendapatan bersih yang diatribusikan kepada pemilik saham perusahaan induk sektar ¥ 13,5 miliar terutama sebagai akibat dari pelaporan sekitar ¥ 16,0 miliar yang merupakan beban non-operasional.

Manajemen Inpex dalam keterbukaan informasi mengatakan, dampak dari penjualan saham ini sudah diperhitungkan dalam revisi perkiraan kinerja keuangan konsolidasi untuk tahun berakhir pada 31 Maret 2017 yang diumumkan pada 10 Februari 2017 sebagai kerugian terkait dengan ulasan protofolio aset, dan lain-lain. dengan demikian proyeksi keuangan konsolidasi Inpex sampai saat ini tidak akan direvisi.

Dikutip dari keterangan resmi Inpex, produksi rata-rata blok yang berada di Laut Natuna itu pada 2016 sebesar 20.000 barel per hari (bph) minyak, 197 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas dan 6.000 bph liquefied petroleum gas (LPG).

Dengan pelepasan saham Inpex ke Medco, perusahaan yang didirikan Arifin Panigoro menjadi pemegang hak partisipasi terbesar sekaligus operator Blok B South Natuna. Medco pada kuartal IV 2016 menuntaskan perjanjian jual beli (Sale and Purchase Agreement/SPA) untuk mengakuisisi ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd dan ConocoPhillips Singapore Operations Pte Ltd yang merupakan anak perusahaan ConocoPhillips.

Roberto Lorato, CEO Medco Energi, menyatakan setelah efektif, akuisisi PI ConocoPhilip di Blok B South Natuna akan memberikan tambahan cadangan minyak dan gas yang signifikan dan menambahkan produksi tahunan perseroan lebih dari 35%. Dengan arus kas yang kuat di kala kondisi harga minyak rendah, transaksi ini secara langsung dapat memberikan peningkatan pendapatan.

Roberto juga mengatakan akuisisi ini penting mengingat blok B South Natuna memiliki infrastruktur yang mumpuni. Apalagi, blok B South Natuna terintegrasi dengan West Natuna Transportation System (WNTS) sehingga perusahaan bisa memegang peran penting dalam mengkomersialisasikan temuan-temuan minyak dan gas yang ada, beserta aktivitas eksplorasi yang sedang berlangsung di kawasan Natuna. 

“Kami berharap dapat mengintegrasikan aset-aset penting ini ke dalam portofolio hulu MedcoEnergi,” ujarnya dalam siaran pers perseroan, beberapa waktu lalu.

Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco Energi, menambahkan akuisisi Blok B South Natuna merupakan salah satu kesempatan untuk memperkuat lini usaha hulu minyak dan gas di dalam negeri. Transaksi ini akan memperkuat kehadiran MedcoEnergi di Indonesia dan meningkatkan kemampuan hulu minyak dan gas perseroan melalui integrasi operasi lepas pantai kelas dunia. 

Blok B South Natuna adalah ladang migas yang berada di Kepulauan Riau pada area seluas 11.154,5 km2. Kontrak pertama diteken pada 16 Oktober 1968 dan akhir kontrak pada 16 Oktober 2028. Pada awal kontrak diteken, hak partisipasi dikuasai oleh tiga perusahaan, yaitu ConocoPhilips Indonesia Inc Ltd sebesar 40%, Inpex Natuna Ltd 35%, dan Chevron South Natuna B Inc sebesar 25%. (DR)