Peningkatan permintaan batu bara di kawasan mendorong kenaikan HBA periode Januari 2018.

JAKARTA – Harga batu bara acuan (HBA) Januari 2018 tercatat naik 1,6% dibanding posisi Desember 2017. Data Kementerian ESDM menunjukan HBA bulan ini dipatok US$95,54 per ton, naik dibanding bulan sebelumnya yang berada pada level US$94,04 per ton.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan salah satu penyebab bertahannya harga batu bara adalah faktor eksternal, yakni peningkatan permintaan batu bara dari negara Asia. Vietnam misalnya menjadi salah satu negara tujuan batu bara Indonesia yang kebutuhannya turut merangkak naik.

“Harga naik karena ada pasar baru, yakni Vietnam. Selain itu, permintaan China dan India pun meningkat,” kata Agung di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (8/1).

Pada 2017, rata-rata HBA US$85,92 per ton atau lebih tinggi 38,94% dibandingkan dengan rata-rata HBA pada 2016 yang hanya US$61,84 per ton. Hasil itu pun menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Selain permintaan yang meningkat pergerakan harga batu bara juga dipengaruhi operasi tambang di Australia yang terganggu karena cuaca ekstrim disebabkan Topan Debbie.

Sebenarnya pergerakan harga batu bara pada  pertengahan 2017 sempat tertekan di bawah US$80 per ton akibat kebijakan China yang coba menekan harga.

Akan tetapi, tingginya curah hujan di Indonesia cukup memengaruhi pasokan global. Apalagi kebijakan China untuk mengurangi produksi dalam negerinya kembali mengkerek harga batu bara.(RI)