JAKARTA – Pengembangan wilayah kerja (WK) migas non konvensional sampai sekarang masih sepi peminat. Hingga penutupan lelang tahap I 2017, dari lima WK yang ditawarkan tidak ada satupun yang diminati kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan kontraktor masih piki-pikir untuk bisa mengembangkan WK migas non konvensional di tanah air terlebih dengan kondisi harga minyak dunia yang masih rendah.

“Dengan oil price yang rendah yang non konvensional banyak tantangannya dari sisi keekonomian. Kami menyadari yang non konvensional untuk saat ini kurang diminati berhubung masalah oil price,” kata Arcandra dalam konferensi pers di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (29/12).

Dia menambahkan, masalah lain adalah terkait penerapan teknologi. Dalam sejarahnya, success ratio pengeboran WK migas non konvensional rendah. Untuk itu diperlukan penerapan teknologi yang tepat dan terdepan untuk bisa meningkatkan success ratio tersebut dan menarik minat investasi.

Perbedaan mendasar dari WK migas konvensional dan non konvensional adalah cara untuk eksploitasi sumber daya di dalam perut bumi.

Dalam WK migas konvensional, minyak dan gas bisa langsung dieksploitasi, sementara non konvensional migas terjebak diantara kerak batuan dan diperlukan teknologi khusus untuk bisa memisahkan minyak dan gas dengan batuan tersebut.

Dari beberapa jenis migas non konvensional, Indonesia sudah mulai mengembangkan coal bed methane (CBM) atau gas metana batubara, shale gas serta shale oil.

Namun demikian pemerintah tetap menaruh harapan terhadap pengembangan WK non konvensional karena itu setiap tahun potensi setiap WK tetap ditawarkan kepada kontraktor. Ketika harga minyak sudah cukup baik dianggap sesuai keekonomian, maka pengembangan WK non konvensional bisa langsung dilakukan.

“Success ratio di non konvensional selama ini belum menggairahkan. Tapi kami percaya ditahun mendatang kalau harga minyak membaik mudah-mudahan blok non konvensional akan laku,” ungkap Arcandra.

Pada 2017, ada lima WK Migas non konvensional yang ditawarkan oleh pemerintah yaitu WK MNK Jambi I, MNK Jambi II, GMB West Air Komering, GMB Raja dan GMB Bungamas.(RI)