JAKARTA- Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual di Indonesia, yaitu premium dengan harga Rp 6.550 per liter dan solar dengan harga Rp 6.150 per liter lebih murah dibandingkan dengan sejumlah negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara atau Asean. Beragamnya harga BBM di berbagai belahan dunia antara lain karena penerapan pajak yang bervariasi, subsidi, ongkos angkut, dan spesifikasi.

Dilansir dari situs globalpetrolprice.com, harga bensin dengan Research Octane Number 95 (RON 95) di enam negara anggota Asean, yaitu Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, Laos, dan Singapura berkisar dari Rp 6.891 per liter sampai dengan Rp 18.899 per liter.

Sementara itu, harga bensin jenis Pertamax Turbo yang dijual oleh Pertamina hanya sebesar Rp 9.050 per liter, itupun dengan RON lebih tinggi yaitu RON 98. Sedangkan harga bensin Premium RON 88 (tanpa subsidi) hanya sekitar Rp 6.550 per liter. Dengan demikian, harga bensin Indonesia lebih murah dibandingkan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Masih bersumber dari situs yang sama untuk negara yang sama, harga diesel berkisar mulai dari Rp 6.591 per liter hingga Rp 13.262 per liter. Sedangkan harga diesel atau solar non-subsidi yang dijual Pertamina sebesar Rp 7.200 per liter untuk Dexlite dan Rp 8.400 per liter untuk Pertamina Dex. Untuk solar bersubsidi dijual lebih murah dengan harga Rp. 6.150 per liter dengan subsidi sebesar Rp. 500 per liter yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Senada dengan harga bensin, harga diesel di Indonesia termasuk yang disubsidi juga lebih murah dibandingkan enam negara Asia Tenggara lainnya. Pengaturan harga BBM yang notabene adalah komoditi yang menguasai hajat hidup orang banyak, ditetapkan oleh Pemerintah yaitu untuk BBM jenis tertentu (Solar dan Minyak Tanah) dan BBM Khusus Penugasan (Bensin Premium).

“Penetapan harga BBM ini mencerminkan upaya Pemerintah untuk mewujudkan energy yang berkeadilan,” jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama (Biro KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM.

Pada 2016, seperti yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02%. Dengan harga BBM yang terjangkau, akan mendorong daya saing nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. “Harga BBM yang lebih murah akan meningkatkan daya saing nasional di kawasan Asean,” kata Sujatmiko. (DR)