JAKARTA – Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan potensi gas biogenik di wilayah Bali bagian utara. Temuan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Kapal Riset Geomarin III di Cekungan Bali Utara.

“Kapal tersebut menentukan model dan dimensi cekungan migas, sehingga akan menambah pemahaman tentang sistem petroleum (petroleum system) yang merupakan konsep penting daIam bidang migas,” kata Sujatmiko, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Kerja Sama Publik Kementerian ESDM, Senin (22/5).

Survei dilakukan sejak 26 April hingga 18 Mei 2017. Geomarin III dilengkapi peralatan lengkap selain seismik 2D, yaitu gravity meter, geomagnete dan echosounder multibeam.

Gas biogenik bukan target utama daIam eksplorasi minyak dan gas bumi. Kebanyakan ditemukan tidak sengaja saat pencarian target gas dan minyak konvensional (termogenik). KedaIamannya antara 500 – 1.000 meter sehingga biaya eksplorasi, pengeboran dan produksi relatif murah.

Sekitar 20-30% cadangan gas dunia adalah gas biogenik dan baru ditemukan 4 triIIion cubic feet (TCF) dan sebagian diproduksi di Indonesia. Baru 3,8% dari total 104 TCF gas cadangan Indonesia yang ditemukan sebagai gas biogenik dan masih banyak yang beIum ditemukan di Indonesia.

Menurut Sujatimiko, salah satu pemanfaatan gas biogenik di Indonesia di Lapangan Gas Kepodang, BIok Muriah (Cekungan Pati), sekitar 70 km di utara Iepas pantai Rembang. Lapangan seluas wiIayah 2.778 km2 ini menghasilkan gas 354 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Gas tersebut dialirkan melalui pipa sejauh 207 km untuk memenuhi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang. Total kapasitas pembangkit Tambak Lorok sebesar 1.000 MW, dan lapangan gas Kepodang akan menyumbangkan listrik 600 MW,” ungkap dia.

Potensi gas biogenik dan beberapa sumur telah berproduksi di Cekungan Utara Jawa Timur, berbatasan dengan Cekungan Bali di perairan Bali Utara. Sumur bor Terang-1 terdapat indikasi potensi gas biogenik pada Formasi Mundu dengan kisaran kedalaman 600-700 meter di bawah permukaan dasar laut dan penyebarannya sampai ke bagian tenggara Pulau Kangean.

Selain Bali Utara, ada sepuluh cekungan lainnya yang direkomendasikan untuk diteliti oleh P3GL, yaitu Cekungan Sibolga, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Utara Jawa Barat, Utara Jawa Timur, Barito, Kutai, Tarakan, Sengkang dan Waipoga. Tujuh cekungan terbukti mengandung gas biogenik dan tiga cekungan di area cekungan frontier.(RI)