PT Pertamina EP Asset 4, anak usaha PT Pertamina EP, kontaktor kontrak kerja sama di bawah supervisi dan koordinasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), memiliki area operasi yang cukup luas, meliputi lima lapangan yang berada di empat provinsi. Kelima lapangan itu adalah Sukowati Field dan Poleng Field di Jawa Timur, Cepu Pield di Jawa Tengah, Donggi-Matindok Field di Sulawesi Tengah, dan Papua Field di Papua. Di antara lima field tersebut, Sukowati Field adalah yang baru bergabung paling akhir seiring dengan pengalihan pengelolaan lapangan Sukowati dari Joint Operating Body Pertamina Hulu Energi dan PetroChina (JOB PPEJ) ke Pertamina EP melalui Pertamina EP Asset 4.

Agus Amperianto, General Manager Pertamina EP Asset 4, adalah sosok pekerja keras dan cukup sukses dalam kariernya. Hal ini dibuktikan dari berbagai jabatan yang pernah diembannya, antara lain Manajer Legal and Relations Pertamina EP, Rantau Field Manager Pertamina EP Asset 1 (dengan raihan PROPER Emas pada 2015), Cepu Field Manager Pertamina EP Asset 4, dan Ramba Field Manager Pertamina EP Asset 1. Saat menjadi Field Manager Ramba, Agus bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan di daerah tersebut, mampu melakukan “pembersihan” praktik penyerobotan dan pengeboran sumur minyak oleh petambang liar di wilayah kerja Ramba Field. Tak heran, atas prestasinya tersebut, Agus pada awal Januari 2018 dipercaya oleh pimpinan Pertamina EP sebagai General Manager Pertamina EP Asset 4.

Di bawah kepemimpinan Agus, kinerja Pertamina EP Asset 4 sangat positif. Hal itu terbukti dari dukungan berbagai fungsi di Pertamina EP Asset 4 dan Field dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kinerja dan proyeksi produksi Pertamina EP Asset I, berikut wawancara Dudi Rahman dari Dunia-Energi dengan Agus Amperianto di kantornya, baru-baru ini. Petikannya.

Bisa Anda jelaskan, berapa realisasi rata-rata produksi minyak dan gas di Pertamina EP (PEP) Asset 4?
Realisasi year to date 30 Juni 2008, untuk minyak (SOT) 13.098 BOPD (93,46%), dan minyak (OPS) 13.728 BOPD (97,96%). Sedangkan untuk gas produksi sebesar 174,87 MMSCFD atau 110,03% dari target.

Apa penyebab faktor kenaikan produksi tersebut?
Alhamdulillah program kerja di PEP Asset 4 telah berjalan dengan baik, kerjasama antarfungsi yang solid serta doa doa dari seluruh stakeholder.

Agus Amperianto, GM Pertamina EP Asset 4 (Foto: Dudi Rahman)

Selain itu?
Selain itu juga dengan telah kembalinya Sukowati Field ke PEP Asset 4 pascaterminasi 20 Mei 2018 dimana Pertamina EP asset 4 berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang mati akibat permasalahan downhole problem/lifting serta reparasi perbaikan bonding pada sumur-sumur di Sukowati.

Kontribusi terbesar produksi minyak PEP Asset 4 dari mana?
Kontribusi minyak terbesar dari Sukowati Field, yaitu produksi minyak minyak (SOT) sekitar 6.351 (100,32%) dan produksi minyak (OPS) sebesar 6.785 (107,17%)

Untuk gas?
Kontribusi gas terbesar dari Field Donggi Matindok sebesar 95,13 MMSCFD

Bagaimana proyeksi PEP Asset 4 di semester II?
Untuk minyak, kami proyeksikan sebesar 13.980 BOPD dan gas 171 MMSCFD

Apa saja langkah yang disiapkan manajemen PEP Asset 4 untuk mencapai target tersebut?
Untuk mencapai target tersebut, kami merinci berdasarkan field. Di Cepu Field kami melakukan pemboran beberapa sumur antara lain sumur NKT-02, KWG-PWA1, Bor BNA-P3. Untuk work over pada dua sumur, yaitu RBT-02 dan TPN-03. Paling banyak banyak adalah kegiatan WI pada puluhan sumur seperti KWG-024, KWG-041, SMG-UPD1, NGL-PO1, LDK-PO01, TPN-01TW, BNA-P01, dan RBT-02. Selain itu, Cepu Field juga ada kegiatanKontrak HPU 20 unit untuk melakukan optimasi produksi dan kajian sand screen pada sumur-sumur Kawengan.

Bagaimana dengan Field lainnya?
Poleng Field ada kegiata bagaimana menjaga tekanan discharge GTC-653 di atas 1050 psi, mnjaga tekanan V-103 di 160 psi agar tidak menyebabkan back pressure ke sumuran, melakukan fine tunning sumuran, dan menjaga FF di atas 93%. Di luar itu, ada aktivitas melakukan fishing job di CW-06, pemasangan sub sea pipe line untuk mengaktivasi sumur-sumur BW Platform, dan mengganti orifice ke dummy pada GLM-4 (Insitu Gas Lift) sumur CW-11 serta reposisi Gas Injeksi CW-12 (ganti orifice dari GLM-1 di 2751 ft ke GLM-2 di 3359 ft.

Bagaimana dengan Donggi Matindo Field?
Menurut rencana kami akan membangun after treatment permanent di CPP Donggi dan memasang future facilities penanganan kondensat berlebih oleh MGDP untuk mengoptimalkan kemampuan CPP Matindok. Selain itu ada rencana kegiatan stimulasi dua sumur dengan reff pekerjaan di MLR-02ST dan DNG-04.

Untuk Papua Field?
Kami mengusulkan pengiriman minyak mentah Salawati langsung ke Refinery Unit 7 Kasim. Hal tersebut akan meminimalisasi biaya sharing fasilitas, menghilangkan losses pencampuran dan technical losses, serta mempercepat minyak menjadi revenue. Selain itu adanya potensi sumur eksplorasi KUW-1 sebagai alternatif sumber gas untuk PLTMG Klamono atau dijual ke pihak luar serta menpercepat penyusunan POFD Lapangan Salawati karena dynamic modelling yang masih perlu direvisi dari SKK Migas. Dynamic modelling yang belum selesai mempengaruhi penyusunan aspek non-subsurface

Bagaimana halnya dengan Sukowati Field?
Ini paling banyak karena produksi minyak saat kami ambilalih pengelolaan lapangan Sukowati dari operator sebelumnya turun drastis. Karena itu, kami berusaha untuk menambah jumlah rig untuk melaksanakan program kerja yang telah disusun dan berkoordinasi dengan salah satu anak perusahaan Pertamina (PT Pertamina Drilling Services Indonesia) untuk penambahan dua rig dan total menjadi tiga rig yang bekerja di Sukowati Field. Dengan demikian program kerja dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dari target awal.

Apa kegiatan lain yang akan dilakukan?
Untuk Sukowati Field ada kajian subsurface sedang dilakukan untuk melakukan aplikasi teknologi baru water shut off, Huff and Puff dengan menggunakan Nitrogen pada sumur SKW-11, SKW-20, SKW-10, SKW-01, SKW-9ST yang diharapkan mendapatkan gain 90 BOPD untuk masing-masing sumur sehingga total gain dari penerapan teknologi tersebut sekitar 450 BOPD. Ada juga kajian pemasangan gas compressor untuk sumur-sumur yang menggunakan gas lift sebagai booster untuk menaikan tekanan gas injeksi pada beberapa sumur seperti SKW-28 dan SKW-22ST yang diharapkan est total gain 225 BOPD. Lalu ada pemboran baik itu untuk sumur produksi maupun sumur injeksi pada tiga sumur yang diharapkan mendapatkan estimasi total gain 700 BOPD serta optimasi lifting/artificial lift pada tiga sumur estimasi total gain 90 BOPD.

Di luar kegiatan itu, ada effort lain untuk mendongkrak Sukowati Field?
Masih ada beberapa, seperti konversti lifting tiga sumur seperti SKW-12A dan SKW-32 dengan estimasi total gain 150 BOPD dan menghidupkan kembali dua sumur yang mati (off) dengan estimasi total gain 400 BOPD. Lalu ada kegiatan work over lima sumur dengan estimasi total gain 500 BOPD, stimulasi (pengasaman) pada tujuh sumur dengan estimasi total gain 350 BOPD, mengkaji pengurangan debottlenecking di fasilitas produksi seperti pemasangan EPF di Sukowati PAD A & B untuk sumur-sumur natural flowing. Dari kegiatan ini diharapkan mendapatkan gain 400 BOPD dan akan menghemat Tekanan Reservoir (Pr) sehingga memperpanjang run life sumur. Selain itu ada kajian untuk EOR CO2 Injeksi terkait dengan adanya produksi CO2 di Lapangan Jambaran-Tiung Biru.

Khusus Sukowati, berapa produksi rata rata selama semester I 2018?
Produksi minyak (SOT) sebesar 6.351 (100,32%) dan produksi minyak (OPS) :sebesar 6. 785 (107,17%)

Sejak diambil-alih resmi dari JOB PPEJ, sampai akhir Juni, berapa rata-rata produksi Sukowati? Berapa sebelumnya?
Produksi Sukowati sebelum terminasi 20 Mei 2018 (SOT) sebesar 6.264 BOPD dan produksi minyak (OPS) 6.598 BOPD.

 

Aktivitas pengeboran minyak di Sukowati Field, Pertamina EP Asset 4. (Foto: Dokumentasi PEP Asset 4)

Bagaimana kondisi produksi lapangan Sukowati setelah 20 Mei sampai sekarang?
Produksi Sukowati setelah terminasi 20 Mei 2018 (status 20 Mei 2018 – sekarang) minyak (SOT) 6.999 BOPD dan minyak (OPS) 7.424 BOPD.

Apakah target 8.500 barel dari Sukowati Field sampai akhir 2018 bisa terealisasi?
Dalam melakukan program kerja di Sukowati, tim Asset-4 secara khusus melakukan kajian teknikal dan operational dengan melibatkan Tim SKK Migas dan Hulu sehingga program kerja dapat dilaksanakan sesuai target. Dengan kerja keras, kerja cerdas dan sinergi antarfungsi serta doa Insya Allah kami optimistis bisa mencapai internal target 8.500 BOPD.

Tahun depan PEP Asset 4 menargetkan produksi Sukowati 12.000 bahkan lebih. Apa saja upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut?
Untuk mencapai internal target 12.000 tersebut hal-hal yang sedang dilakukan antara lain mengevaluasi dan mencari teknologi baru dalam perbaikan bonding cement, hasilnya untuk melakukan reparasi sumur-sumur yang poor bonding dengan melibatkan tim dari SKK Migas dan Direktorat Hulu Pertamina. Kami juga berencana melakukan pemboran dua sumur injeksi dan dua sumur produksi, dan akan dilaksanakan setelah mendapatkan metode cementing yang tepat. Selain itu, dalam jangka pendek dan menengah ada selumlah kegiatan yang dilaksanakan, antara lain optimasi lifting, Work Over, Reparasi, Puff n Huff, pemasangan metode lifting gas lift, dan water shut off. (*)