JAKARTA – Pemerintah masih berupaya menuntaskan penyelesaian master plan pengembangan Blok Masela, terutama rencana pengembangan industri hulu, hilir dan  pengembangan wilayah.

Ridwan Djamaludin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastuktur Maritim, mengatakan master plan yang disiapkan pemerintah adalah penyusunan pengembangan dari blok Masela mulai dari hulu hingga hilir dari gas yang akan diproduksi.

“Kami setuju menyiapkan terpadu, industri migas dan industri hilirnya. Hilirnya petrokimia sama pupuk,” kata Ridwan saat ditemui usai menggelar rapat koordinasi Persiapan Master Plan Pengembangan Blok Masela, di Kantor Kemenko Maritim Jakarta, Senin (5/3).

Menurut Ridwan, kerja tim terpadu  nantinya diharapkan bisa lebih cepat karena blok Masela sekarang statusnya sebagai salah satu proyek dari 37 prioritas dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017.

Dengan masuk sebagai PSN maka pengembangan blok Masela bisa didukung oleh berbagai kebijakan atau regulasi pendukung dari pemerintah.

“Kita juga sedang menyiapkan untuk membuat beberapa turunan Peraturan Pemerintah (PP)  yang diharapkan bisa menjadi acuan dalam investasi di blok Masela. Proses teknis seperti engineering design sedang dan  terus dikerjakan,” ungkap dia.

Pemerintah lanjut Ridwan juga menegaskan persiapan master plan pengembangan Blok Masela, juga meliputi aspek penguatan peran serta masyarakat lokal untuk ikut terlibat dalam pengelolaan blok migas, yang terletak di perairan dekat dengan Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat tersebut.

“Untuk keterlibatan masyarakat lokal, seperti penguatan perguruan tinggi seperti yang diterapkan oleh Universitas Patimurra  juga terus dilakukan,” tukas Ridwan.

Dia menambahkan dalam persiapan  master plan pengembangan blok Masela, selain migas dan tata ruang laut nasional, ada juga pengembangan wilayah.

Untuk menjamin pengembangannya berjalan sesuai rencana maka Rakor Persiapan Master Plan Pengembangan Blok Masela akan secara simultan dilaksanakan, sehingga dari waktu ke waktu, segala persiapan dan kesiapan pengembangan lapangan migas yang ditargetkan dapat memproduksi gas Liquefied Natural Gas (LNG) 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) bisa terealisasi.

Menurut Ridwan, harmonisasi perencanaan lintas sektor, baik di hulu, hilir dan pengembangan wilayah sekitar sudah sangat dibutuhkan dan diharapkan nantinya akan berdampak langsung kepada masyarakat. “Sehingga Blok Masela dapat  menimbulkan dampak multiplier effects yang bisa langsung dirasakan masyarakat,” kata dia.(RI)