JAKARTA – PT Energi Nusantara Merah Putih melalui dua anak usahanya, PT Pasifik Agra Energi dan PT Power Merah Putih, menargetkan pembiayaan final (financial closing) proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) terintegrasi di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), Sulawesi Selatan, tuntas akhir 2017.

Energi Nusantara menggandeng Sinland Development Pte Ltd, anak usaha China Machinery Engineering Corporation, untuk mengembangkan PLTGU berkapasitas 600 megawatt (MW).

“Proyek ini dalam tahap pengembangan sisi teknis, investasinya mencapai US$ 980 juta. Financial closing sekitar akhir tahun ini atau kuartal I 2018,” kata Westana H Wiraatmadja, Presiden Direktur Energi Nusantara Merah Putih, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut Westana, proyek PLTGU akan terintegrasi dengan stasiun penerimaan gas alam cair, sebagai bahan bakar pembangkit. Dengan adanya proyek terintegrasi ini, bukan hanya untuk menjamin ketersediaan energi kawasan industri Bantaeng, akan tetapi dapat menjadi pusat distribusi gas alam cair untuk kawasan Indonesia tengah dan timur.

Untuk pembangunan fasilitas stasiun penerimaan gas alam cair dan PLTGU akan membutuhkan waktu 36 bulan sejak financial closing.

“Kebutuhan gas sekitar 600 ribu-650 ribu ton per tahun. Kami belum dapat memastikan apakah gas akan diimpor atau tidak. Nanti menjelang bulan puasa kemungkinan sudah bisa kami umumkan soal bahan bakar gasnya,” tandas Westana.(RA)