JAKARTA – Manajemen PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN, emiten infrastruktur dan distribusi gas, menyatakan telah melakukan sosialisasi kepada seluruh pemegang saham terkait rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi dengan menggabungkan perseroan ke dalam PT Pertamina (Persero).

“Saat ini kami hanya tinggal menunggu instruksi pemerintah. Kalau yang sifatnya share holder action, kita serahkan kepada pemegang saham,” ujar Wahid Sutopo, Direktur Pengembangan Bisnis dan Strategi PGN di Jakarta, Senin (7/11).

Belanja modal PGN lebih rendah dari Pertamina dalam infrastruktur mid-downstream 10 tahun terakhir

Pemerintah melalui Kementerian BUMN merupakan pemegang saham mayoritas PGN dengan penguasaan 57%. Sisanya, 43% saham dikuasai publik melalui Bursa Efek Indonesia.

Pemerintah berencana menggabungkan PGN ke Pertamina dalam naungan holding BUMN energi. Penggabungan tersebut diharapkan bisa tuntas pada akhir 2016 melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang tata cara penyertaan dan penatausahaan modal negara di BUMN dan perseroan terbatas.

Wahid menegaskan sebagai perusahaan dengan kepemilikan saham mayoritas oleh negara, PGN akan mendukung setiap kebijakan yang dibuat  pemerintah. Untuk itu, PGN saat ini fokus untuk menjaga kinerja perseroan tetap positif.

“Dari sisi PGN, kami fokus yang menjadi mandat PGN menjadi perusahaan gas nasional yang memberikan solusi dalam ketersediakan gas bumi,” kata dia.

Menurut Wahid, kondisi industri migas tahun ini sedikit banyak mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk itu, PGN masih akan terus fokus dalam penyaluran gas ke pada konsumen.

“Kita fokus pada kinerja dan performance. Kinerja sembilan bulan tentunya mencerminkan kondisi industrinya juga,” tandas dia.

Hingga sembilan bulan 2016, PGN mencatat pendapatan US$2,15 miliar, naik tipis dibanding periode yang sama 2015 sebesar US$2,13 miliar. Kontribusi utama berasal dari distribusi gas sebesar US$1,88 miliar, turun dibanding sembilan bulan tahun lalu US$1,92 miliar. Sementara itu, pendapatan dari penjualan minyak dan gas sebesar US$209,44 juta dibanding sebelumnya US$194,32 juta.

Namun meski pendapatan naik tipis, laba bersih PGN turun 19,69% menjadi US$241,99 juta hingga kuartal III 2016 dibanding periode yang sama tahun lalu US$306,32 juta. Penurunan laba bersih disebabkan kenaikan beban pokok, beban keuangan hingga rugi selisih kurs.(RI)