JAKARTA – Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN, emiten infrastruktur dan distribusi gas bumi, turun 24,14 persen menjadi US$304,32 juta pada 2016 dibanding raihan tahun sebelumnya sebesar US$401,19 juta. Selain karena pendapatan yang turun, penurunan laba perusahaan berkode saham PGAS itu juga disebabkan peningkatan pos-pos beban.

PGN tercatat membukukan pendapatan US$2,93 miliar sepanjang 2016, turun 4,3 persen dibanding 2015 sebesar US$3,06 miliar. Disisisi lain, beban pokok turun 2,7 persen menjadi US$2,04 miliar dibanding 2015 sebesar US$2,1 miliar. Besarnya penurunan pendapatan dibanding beban pokok membuat laba kotor perseroan terpangkas 7,9 persen menjadi US$886,93 juta.

Laba operasi tercatat turun 20,27 persen menjadi US$444,24 juta pada tahun lalu dibanding 2015 yang membukukan US$557,24 juta. Besarnya penurunan laba operasi disebabkan peningkatan pos beban distribusi dan transmisi, beban umum dan administrasi serta beban lain-lain. Peningkatan beban tersebut juga diikuti dengan penurunan pendapatan lain-lain.

Selain itu, peningkatan beban keuangan sebesar 10,9 persen menjadi US$132,4 juta pada tahun lalu dibanding 2015 sebesar US$119,16 juta menambah besar penurunan pada disisi laba bersih.

“Kami melakukan berbagai upaya yang diperlukan, sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan,” kata Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGN, Jumat (17/3).

Menurut Heri, selama Januari 2016-Desember 2016, PGN menyalurkan gas bumi 1.599 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau naik dibanding periode yang sama 2015 sebesar 1.591 MMSCFD.

Volume gas distribusi 803 MMSCFD atau naik dibanding 2015 sebesar 802 MMSCFD. Untuk volume transmisi atau pengangkutan gas bumi 796 MMSCFD atau naik dibandingkan 2015 sebesar 789 MMSCFD.

Heri menambahkan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian mengalami perlambatan, PGN tetap mengembangkan infrastruktur gas untuk memperluas pemanfaatannya bagi masyarakat.

“PGN akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional,” ungkap dia dalam keterangan tertulisnya.

Pada 2016, perusahaan yang akan segera digabungkan ke dalam PT Pertamina (Persero) dalam naungan holding BUMN migas itu mengklaim menambah infrastruktur pipa gas sepanjang 252 km dan saat ini mencapai 7.278 km atau setara dengan 80 persen pipa gas bumi hilir nasional.

Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan gas bumi ke 165.392 pelanggan rumah tangga, 1.929 pelanggan sektor UMKM, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.652 industri manufaktur berskala besar dan pembangkit listrik.

Sejumlah proyek yang telah diselesaikan PGN dengan tepat waktu seperti pipa gas Kalisogo-Waru, Jawa Timur, sepanjang 30 km; ruas Jetis-Ploso di wilayah Mojokerto sampai Jombang sepanjang 27 km; dan Kejayan-Purwosari 15 km di Pasuruan.

Selain Jawa Timur, PGN juga menyelesaikan proyek pipa sepanjang 18,3 km di Batam yang menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh.

PGN saat ini sedang mengerjakan proyek pipa distribusi gas Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 42 km dan beberapa pengem

bangan jaringan infrastruktur gas lainnya seperti di Jawa Barat sepanjang 43 km dan Surabaya 23 km. Selain itu, PGN juga akan menyalurkan gas bumi ke beberapa rumah susun di DKI Jakarta.(AT)