JAKARTA–  PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), melalui anak usahanya PT Jakarta Tank Terminal (JTT), menambah kapasitas penyimpanan bensin dan  biofuel di Tanjung Priok, Jakarta Utara dari sebelumnya 251.025 cubic metres (cbm) menjadi 350 ribu cbm. Penambahan kapasitas tangki bahan bakar tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penduduknya.

“Kami memperkirakan pangsa pasar bensin meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir,” ujar Suresh Vembu, Direktur AKR Corporindo dalam keterbukaan informasi, akhir pekan lalu.

Jakarta Tank Terminal adalah perusahaan patungan antara AKR Corporindo dan Royal Vopak. Menurut rencana, JTT akan menambah delapan tangki dengan kapasitas total 100.000 cbm. Tangki bahan bakar yang dibangun antara lain untuk bensin, etanol, biodiesel, unit pemulihan uap, dan infrastruktur pencampuran tambahan yang akan memudahkan pelanggan memenuhi mandat pemberian biofuel Indonesia.

Investasi tersebut sesuai dengan strategi Vopak untuk memfasilitasi pelanggan dalam peningkatan pasar impor. Pengembangan tangki bahan bakar  juga akan memperkuat posisi JTT sebagai lokasi impor bahan bakar yang independen. Menurut rencana, pembangunan kapasitas tersebut dilakukan secara bertahap dari kuartal I sampai kuartal IV 2019.

Royal Vopak merupakan perusahaan tangki penyimpanan independen di dunia. Vopak terdaftar di bursa saham Euronext Amsterdam dan berkantor pusat di Rotterdam, Belanda. Hingga 16 Februari 2018, Vopak mengoperasikan 66 terminal di 25 negara dengan kapasitas penyimpanan gabungan 35,9 juta cbm, dan 3,1 juta cbm lainnya sedang dikembangkan, untuk ditambahkan sebelum akhir 2019.

Rencana pengembangan tangki bahan bakar baru di JTT diproyeksikan mengerek pendapatan AKR Corporindo di masa datang. Hingga akhir September 2017, AKR Corporindo mencatatkan kenaikan laba induk sebesar 28,3% menjadi Rp1,02 triliun. Padahal, pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan hanya mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp793,19 miliar.

Kinerja positif tersebut seiring dengan meningkatnya pendapatan menjadi Rp13,43 triliun pada periode Januari-September 2017, naik 22,65% dari Rp10,95 triliun pada periode Januari-September 2016.

Pendapatan BBM AKR Corporindo selama sembilan bulan pertama tahun ini meningkat 21% menjadi Rp8,96 triliun, dibandingkan dengan Rp7,39 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu. Sedangkan pendapatan dari perdagangan kimia dasar pada periode Januari-September 2017 meningkat 33% menjadi Rp3,22 triliun dibandingkan dengan Rp2,42 triliun pada periode Januari-September 2016 yang didukung dengan adanya peningkatan permintaan bahan kimia dasar dari segmen industri serta peningkatan rerata harga jual. Di sisi lain, pendapatan dari kawasan industri selama periode sembilan bulan pertama tahun ini tercatat Rp401 miliar.  (DR)