DUBAI – Lawatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Uni Emirat Arab (UEA) telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai US$32,7 miliar. Jumlah tersebut didapat dari 19 perjanjian kerja sama. Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri mengungkapkan komitmen bisnis dan investasi tersebut menjadi salah satu bahasan saat Presiden Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi.

“Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antara kedua negara. Sebagai informasi, selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai US$32,7 miliar dari 19 perjanjian kerja sama,” ujar Retno dalam keterangannya, Jumat (5/11).

Retno mengatakan, komitmen bisnis dan investasi tersebut antara lain kerja sama antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dan DB World, floating solar panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan, manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product. Selain itu juga berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan lain sebagainya.

“Jika di total, maka nilai komitmen yang diperoleh sampai titik ini, dalam kunjungan ini, adalah US$32,7 miliar. Di bidang investasi besok, Menteri Investasi masih akan melakukan pertemuan investasi dan juga ada pertemuan dengan perusahaan besar Amerika yang mudah-mudahan akan ada komitmen-komitmen baru,” ungkap Retno.

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengatakan Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara untuk melakukan realisasi investasi di Indonesia dan tidak hanya condong kepada satu negara. Atas dasar itu, dia akan melakukan perjanjian dengan salah satu pengusaha dari Amerika. “Sekarang kita lagi melakukan negosiasi akhir sampai dengan tengah malam, yang akan masuk di bidang hilirisasi. Kenapa hilirisasi? Salah satu visi besar Bapak Presiden pada poin kelima adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi. Ini akan kita buat dan umumkan besok nanti,” kata Bahlil.(RI)