JAKARTA– PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, mengklaim pada 2020 membukukan untung sebesar US$ 1 miliar atau lebih dari Rp14 triliun. Bisnis hulu Pertamina, yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream, menjadi kontributor utama laba bersih perusahaan.
Raihan laba bersih 2020 lebih rendah dibandingkan capaian 2019 yang tercatat US$ 2,53 miliar atau setara Rp35,8 triliun. Total pendapatan perusahaan tahun lalu mencapai US$ 54,58 miliar dengan asset US$ 67,08 miliar.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan melalui efisiensi ketat serta perubahan strategi Pertamina sukses bertahan pada 2020 dan justru mencetak laba bersih setelah pada semester I 2020 merugi.
“Raihan laba bersih US$1 miliar melalui upaya kami dalam meningkatkan produktivitas hulu migas dan kilang serta efisiensi di semua bidang,” kata Nicke di Jakarta, Kamis (4/2).
Beberapa perubahan strategi yang dilakukan manajemen adalah efisiensi biaya operasi atau operational expenditure (Opex) mencapai 30%. Secara operasioinal memang penjualan minyak juga turun untungnya efisiensi besar-besaran bisa berika dampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan. “Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan produktifitas hulu migas dan kilang, serta efisiensi di semua bidang,” ungkap Nicke.
Dalam catatan Dunia Energi, hingga Juni 2020 Pertamina mencatatkan total aset naik dari US$ 67,1 miliar pada Juni 2019 menjadi US$ 70,2 miliar pada Juni 2019.
Kewajiban perusahaan juga naik dari US$ 12,16 miliar menjadi US$ 13,14 miliar. Utang jangka panjang naik dari US$ 23,7 miliar menjadi US$ 27,42 miliar terbesar dari utang obligasi dari US$ 12,6 miliar menjadi US$ 14,56 miliar. Total jumlah kewajiban naik menjadi US$ 40,57 miliar dari US$ 35,86 miliar.
Ekuitas perusahaan turun dari US$ 28,78 miliar menjadi US$ 27,24 miliar. Ekuitas kepentingan nonpengendali turun dari US$ 2,44 miliar menjadi US$ 2,42 miliar sehingga jumlah ekuitas turun menjadi US$ 29,66 miliar dari US$ 31,22 miliar. Total kewajiban dan ekuitas naik dari US$ 67,08 miliar menjadi US$ 70,23 miliar.
Dari sisi pendapatan, Pertamina mencatatkan pendapatan per Juni 2020 turun dari US$ 25,55 miliar menjadi US$ 20,48 miliar, terbesar dari penjualan minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak yang mencapai US$ 16,56 miliar, turun dari US$ 20,94 miliar. (RI)
Komentar Terbaru