JAKARTA – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) bakal menggenjot portofolio bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun ini. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan mengakuisisi perusahaan EBT.

Pandu Sjahrir, Wakil Direktur Utama TBS Energi Utama, mengungkapkan salah satu langkah yang akan ditempuh perusahaan pada tahun ini adalah mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bisnis energi hijau. Sayangnya Pandu belum mau beberkan perusahaan mana yang akan diakuisisi.

“Belum bisa ngomong, karena ada kemungkinan seklian green field harus lihat akuisisi kalau perlu. Akusisi power plant, mengakuisisi perusahaan RNE (Renewable Energy),” kata Pandu di Jakarta (26/1).

Selain akuisisi, TBS Energi Utama kata Pandu juga akan menggarap beberapa proyek EBT baru. Dia menargetkan palinga tidak ada tiga proyek EBT yang dikerjakan pada tahun ini.

“Pengembangan EBT kita lagi fokus pencarian proyek aja udah 3-4 proyek nanti kita mungkin akan info. Kita fokusnya pada proyek baru nanti kita akan announce,” ungkap Pandu.

Saat ini TBS sudah memiliki pembangkit EBT jenis mini hydro dan rencananya kapasitasnya akan terus ditingkatkan.

“Paling tidak nambahin semua yang 200-300 MW nanti ke depan ya non coal,” ujar Pandu.

 

TOBA menjadi pionir green business revolution di Indonesia dengan target net zero carbon emission di 2030. Target tersebut jauh lebih awal dibandingkan target nasional di 2060.

 

Untuk mencapai target tersebut, TOBA telah menyiapkan pipeline pengembangan energi baru terbarukan melalui divestasi bisnis bahan bakar fosil dan investasi dalam energi terbarukan yang inovatif.

 

Pada periode 2021-2025, selain menggelar divestasi kepemilikan saham Paito Energy, TOBA akan melakukan reinvestasi dari bisnis fossil fuel-based menjadi green business. Pada periode 2026-2030, TOBA akan menyelesaikan bisnis pertambangan batubara dan juga menggelar divestasi PLTU sebelum 2030.

Selama proses menuju green company tersebut, TOBA akan mendaur ulang pendapatan dari bisnis yang telah berjalan. Pendapatan yang berasal dari keuntungan penjualan batubara, pembangkit listrik, dan divestasi PLTU akan di-recyvle ke dalam bisnis hijau di masa depan. (RI)