JAKARTA– PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), perusahaan distribusi gas, membukukan pendapatan kuartal I 2019 sebesar Rp 522,35 miliar, naik 6,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Penggerak utama dari kenaikan di kuartal I 2019 adalah sektor ritel sebesar 24%, manufaktur lain 14%, dan kemampuan perusahaan menerapkan strategi keseluruhan dengan tepat.

Berdasarkan laporan keuangan (unaudited) publikasi periode Januari-Maret 2019, Aneka Gas membukukan laba bersih Rp 30,9 miliar, turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp31,1 miliar. Sementara itu laba kotor tercatat Rp 247,19 miliar, naik dari periode sama tahun lalu Rp230,58 miliar.

Racmat Harsono, Presiden Direktur Aneka Gas Industri, mengatakan selama kuartal I 2019, perusahaan berhasil menyelesaikan pembangunan empat filling stations baru sehingga jumlah secara keseluruhan menjadi 104 filling station.

“Kami melihat bahwa perseroan masih dalam capaian target tahunan kenaikan penjualan sebesar 10-15% dan kenaikan laba bersih sebesar 15-22%,” ujarnya dalam siaran pers.

Menurut Rachmat, pencapaian perusahaan hingga saat ini selaras dengan rencana besar untuk menyelesaikan penambahan 10 filling stations pada 2019 sehingga dapat terus melayani dan memberikan komitmen sebagai pemimpin pasar di Indonesia. “Kami akan terus mencanangkan usaha dan inisiatif untuk memperbaiki produktivitas dengan menerapkan strategi terbaik,” katanya.

Rachmat mengatakan dibandingkan dengan tantangan yang dihadapi selama 2018, tantangan yang dihadapi di kuartal I 2019 adalah penjualan peralatan di sektor healthcare yang belum optimal. Kendati demikian, perusahaan mencatatkan kinerja yang sedikit lebih baik di kuartal I 2019, melebihi target pencapaian yang ditetapkan.

Sepanjang kuartal I 2019, Aneka Gas memiliki aset Rp 6,87 triliun sedangkan total liabilitas ada di kisaran Rp 3,694 triliun. Total ekuitas senilai Rp 3,18 triliun

Perusahaan juga terus menerapkan penekanan yang spesifik dengan memelihara keseimbangan yang tepat antara aset dan liabilitas serta memelihara kebutuhan ekuitas untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. (RA)