JAKARTA – Salah satu tantangan nyata implementasi chemical Enhanced Oil Recovery (EOR). Hingga kini PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai operator blok Rokan masih belum mempunyai formula bahan kimia yang tepat untuk diterapkan di Rokan. Untuk itu dilakukan lelang pengadaan bahan kimia tersebut.

Wiko Migantoro, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) yang merupakan induk dari PHR, menjelaskan bahwa syarat utama para perusahaan yang mengikuti lelang pengadaan bahan kimia untuk EOR di Rokan adalah harus memenuhi spesifikasi bahan kimia yang saat ini hanya dimiliki oleh Chevron melalui anak usahanya yaitu Chevron Oronite.

“Sedang berlangsung (tender bahan kimia).Ya yang compatible (sesuai). Basisnya yang sudah compatible teknologi itu (kimia dari Chevron),” kata Wiko ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (12/12).

Menurut dia agar proses EOR bisa berjalan dengan segera maka sangat penting untuk memastikan kesesuaian bahan kimia yang digunakan di Rokan sehingga hasilnya juga maksimal.

“Nggak mungkin kita mengusulkan yang belum teruji dan untuk chemical itu selain yang sudah ada kita bisa develop baru, asal compatible sama dengan itu (kimia milik Chevron),” ujar Wiko.

Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi, proses tender pengadaan bahan kimia untuk EOR di Rokan sudah masuki tahap akhir. Tersisa tujuh perusahaan yang masuk tahap penilaian akhir, salah satunya bahkan merupakan perushaaan Indonesia yaitu PT Luas Birus Utama.

Seperti diketahui PHR baru saja menyerahkan dokumen PoD pelaksanaan EOR kepada pemerintah. PHR berencana menjalankan CEOR Tahap 1 melalui injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025 guna memenuhi tata waktu sesuai KKP.

Rencana pelaksanaan EOR Tahap 1 mencakup 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular. Surfaktan dialirkan ke dalam sumur minyak untuk melepaskan sisa-sisa minyak yang terperangkap dalam pori-pori batuan di reservoir. Surfaktan bekerja menurunkan tegangan antar muka antara minyak bumi dengan air sehingga dapat meningkatkan perolehan minyak bumi.

Berdasarkan informasi yang pernah diperoleh Dunia Energi, formula komponen kimia untuk EOR di ROkan dimiliki oleh anak usaha Chevron yaitu Chevron Oronite yakni berupa Surfactant-CS200B dan Surfactant-CS1500. Jika mau memiliki formula kimia tersebut Pertamina diharuskan membeli dari Chevron Oronite.

Pada 2012-2013 CPI melaksanakan pilot project chemical EOR SFT-2 (Surfactant Field Trial) di Lapangan Minas dengan menggunakan komponen kimia diantaranya Surfactant-CS2000B, Surfactant-CS1500, Co-solvent EGBE (Ethylene Glycol Monobutyl Ether), Polymer dan Soda Ash.

Komposisi campuran lima komponen tersebut telah dipatenkan Chevron (Paten427). Chevron menyampaikan bersedia memberikan Royalty-free lisensi untuk penggunaan hak Paten427.

Komponen Surfactant-CS2000B dan Surfactant-CS1500 diproduksi oleh Chevron Oronite. Jika mau memproduksi komponen surfactant system secara mandiri, Pertamina memerlukan formula atau struktur kimia Surfactant CS2000B dan CS1500 serta Intellectual Property yang dimiliki oleh Chevron Oronite. Semua itu yang harus dibeli oleh Pertamina. (RI)