JAKARTA – Teknologi dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dinilai menjadi tantangan baru dalam industri migas nasional, terutama dalam kegiatan eksplorasi. Marjolijn Wajong, Direktur Eksekutif Indonesia Petroleum Association (IPA), mengatakan potensi cadangan migas sudah lama diketahui hanya saja tidak kunjung dieksekusi. Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk segera memastikan potensi cadangan migas tersebut.

“Potensinya ada, dari 128 cekungan yang dianalisa para ahli, baru hampir setengah yang dieksplorasi. Selebihnya belum tersentuh,” kata Marjolijn dalam konferensi pers IPA di Jakarta, Selasa (20/8).

Saat ini pemilihan dan penggunaan teknologi menjadi kunci monetisasi migas tanah air. Apalagi lokasi cekungan yang dinilai memiliki potensi cadangan berada di wilayah sulit dan belum memiliki infrastruktur yang baik.

“Sekarang ini fokus ke teknik, masih ada potensi. Strategi apa yang bisa dibikin untuk mengeksplor atau tempat yang belum dieksplorasi,” ungkap Marjolijn.

Bij Argawal, Pelaksana Tugas Presiden IPA, mengatakan upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi defisit neraca migas yang terjadi dalam beberapa waktu kebelakang harus diimbangi dengan kegiatan eksplorasi. Pengembangan SDM yang jadi fokus pemerintah ke depan juga dilakukan di sektor energi. Ini bisa ditempuh dengan peningkatan kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha.

“Kami optimistis kondisi Industri hulu migas di masa datang akan lebih baik, karena ada kerja sama antara semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah Indonesia,” kata Bij.

Kegiatan eksplorasi dalam beberapa tahun terakhir jalan di tempat. Fluktuasi harga minyak yang berlangsung selama beberapa tahun ini masih terus dirasakan dampaknya oleh para kontraktor.

Menurut Marjolijn, sudah ada pertanda baik dengan lakunya beberapa blok migas yang dilelang pemerintah. Padahal dalam kurun waktu 2015-2016 sangat minim blok laku dilelang, bahkan tidak ada sama sekali pada 2016.

“Kami tahu dalam beberapa tahun eksplorasi menurun, karena harga minyak dunia 2014-2015, sehingga mengurangi pembiayaan eksolorasi. Tapi sekarang penawaran terakhir ada, lalu tender baru ada yang ambil. Geliat sudah mulai terasa. Kita bicarakan sekarang maksudnya untuk mendorong geliat itu,” tegas Marjolijn.(RI)