JAKARTA – PT PLN (Persero) akan mengekspor daya listrik sebesar 600 Megawatt (MW) ke Semenanjung Malaysia. Ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) potensi pengembangan ekspor tenaga listrik dengan kapasitas 600 MW dalam proyek interkoneksi dari Sumatera-Indonesia, hingga ke Semenanjung-Malaysia atau disebut dengan Interkoneksi Sumatera-Peninsular.

PLN bersama Tenaga Nasional Berhad (TNB) sepakat menandatangani nota kesepahaman untuk selanjutnya bekerja sama dan berkolaborasi dalam melaksanakan studi interkoneksi dengan ruang lingkup, di antaranya tinjauan viabilitas proyek, pemilihan teknologi dan desain, pemilihan jadwal yang realistis, memodelkan skema bisnis, financing, studi terkait isu legal dan peraturan, serta untuk melakukan penilaian terhadap risiko terkait proyek.

Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, mengatakan PLN menyambut positif proyek kerja sama dengan TNB yang diproyeksi akan terjadi sekitar sembilan tahun dari sekarang.

“PLN menyambut minat baik TNB dalam pembelian daya energi listrik sebesar 600 MW mulai tahun yang diharapkan terealisasi pada 2028. Dalam kerja sama interkoneksi ini ke depan dimungkinkan juga untuk membentuk badan usaha bersama (joint venture corporation) yang ditunjuk oleh PLN bersama TNB sebagai pengembang dan atau pengendali proyek interkoneksi, serta pengelola aset tersebut, mulai dari konverter, transmisi HVDC, dan Submarine Cable HVDC,” kata Wiluyo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/9).

Menurut Wiluyo, kerja sama yang dijalin diharapkan akan memberi manfaat bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga keandalan sistem. Berdasarkan data, terdapat perbedaan waktu beban puncak antara sistem Sumatera dan sistem Peninsular. Beban puncak sistem Sumatera terjadi pada pukul 18.00-21.00 WIB dan beban puncak pada sistem Peninsular terjadi sekitar pukul 08.00-16.00 WIB sehingga dengan terjalinnya interkoneksi tentunya dapat mengoptimalkan nilai keekonomian bagi kedua sistem. Pada 2028 dengan transfer daya 600 MW ke TNB maka Reserve Margin atau cadangan Sistem Sumatera adalah sebesar 33.3%.

“Kerja sama dalam proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat memberikan benefit bagi kedua belah pihak, baik dari sisi ekonomi juga keandalan sistem. Diharapkan juga proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat berperan sebagai penghubung bagi kedua sistem sebagai langkah maju menuju terbentuknya ASEAN Power Grid di masa yang akan datang,” kata Wiluyo.(RI)