JAKARTA– PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) berencana menerbitkan surat utang senilai US$ 450 juta atau setara Rp6,3 triliun. Rencana transaksi itu dapat dieksekusi melalui penerbitan surat utang (global bond) dan atau pinjaman bank oleh penerbit.

Surya Esa akan merilis surat utang ini lewat anak usahanya, PT Panca Amara Utama atau anak usahanya.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen Surya Esa menyebutkan nilai rencana transaksi lebih dari 50% dari nilai ekuitas sehinga merupakan transaksi material dan memerlukan persetujuan pemegang saham.

Surat utang ini akan dijamin dengan seluruh aset yang dimiliki Panca Amara Utama, termasuk seluruh saham yang dimiliki Panca Amara Utama atau anak usahanya. Surya Esa akan menerbitkan surat utang dengan tenor maksimal tujuh tahun dengan tingkat bunga setinggi-tingginya 7,5% per tahun.

“Dengan asumsi dana hasil rencana transaksi akan diserap seluruhnya, PAU atau anak usaha yang menerbitkan surat utang, berencana menggunakan seluruh dana bersih setelah dikurangi komisi, biaya, dan pengeluaran untuk keperluan pembiayaan kembali (refinancing) seluruh utang PAU kepada International Finance Corporation dan sisanya untuk modal kerja PAU,” tulis manajemen Surya Essa dalam keterbukaan informasi seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (14/2).

Perseroan merupakan suatu perusahaan induk yang melakukan kegiatan usaha utama di bidang industri pemurnian dan pengolahan gas alam. Sedangkan PAU merupakan entitas anak yang melakukan kegiatan usaha utama di bidang industri kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi, gas alam dan batu bara. Rencana transaksi ini dilaksanakan demi pembiayaan kembali seluruh utang yang akan jatuh tempo dan tambahan modal kerja.

Saat ini Surya Esa memiliki 0,58% saham PAU secara langsung dan 59,41% secara tidak langsung melalui PT Sepchem. Atas rencana penerbitan surat utang ini, perusahaan akan meminta restu pemegang saham pada rapat umum pemegang saham luar biasa pada 4 Maret 2020.

Hingga akhir kuartal III 2019, Surya Esa mencatatkan laba bersih Rp64,3 miliar, turun dibandingkan periode sama 2018 sebesar Rp231,7 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp 4,50 per lembar.

Laporan keuangan Surya Esa hingga akhir September 2019 juga memperlihatkan bahwa kapitalisasi pasar perusahaan tercata Rp4 triliun dengan posisi kas dan setara kas Rp 2,2 triliun, aset Rp13,2 triliun. Price Book Value (PBV) ESSA sekitar 0,89x, Return on Asset sebesar 0,49%, dan Return on Equity sebsar 1,39%. (RA)