JAMBI – Manajemen Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang bakal mengusulkan dua wilayah untuk dieksplorasi. Kedua wilayah tersebut merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi open area surve 2D terbesar sepanjang sejarah industri migas Indonesia sepanjang 31.140 km yang selesai pada tahun 2020 lalu.

Satrio Mursabdo, Field Manager PHE Jambi Merang, menuturkan dua wilayah tersebut diusulkan karena dari hasil kajian awal memiliki prospek menjanjikan potensi hidrokarbon.

“Baru selesai workshop dua wilayah sudah Pengajuan Status Eksplorasi (PSE) itu di sekitar Sungai Rotan kemudian Pulau Gading East,” kata Satrio ditemui Dunia Energi di Jambi, Selasa (24/10).

Saat ini PHE Jambi Merang jadi backbone atau penopang produksi migas di wilayah Zona 1 Regional 1 Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan rata-rata produksi gas mencapai 135 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau 90% dari total produksi gas di zona 1 serta minyak sebanyak 5.500 barel per hari (BPH) atau sekitar 20% produksi minyak di zona 1.

Produksi migas sebesar itu berasal dari sembilan sumur produksi yang berada di wilayah Sungai Kenawang. Hingga kini manajemen belum berencana untuk melakukan penambahan pengeboran sumur pengembangan karena kemampuan sumur produksi eksisting masih cukup baik. Namun demikian untuk tahun depan manajemen bakal menggenjot produksi tanpa menambah sumur yakni dengan menambah sejumlah fasilitas produksi yaitu kompresor dan pipa.

Dicki Hendrian, Pjs General Manager Zona 1 Regional 1 Subholding Upstream Pertamina, menuturkan PHE Jambi Merang sudah diamanatkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) untuk meningkatkan pasokan gas ke Rokan guna menopang kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Menurut dia rata-rata produksi PHE Jambi saat ini dilevel 135 juta kaki kubik per hari (MMscfd). ” PHE Jambi Merang diamanatkan kontrak jadi 150 MMscfd. Belum tambah sumur, cuma upgrade fasilitas kalau sekarang memang cuma bisa 135 MMscfd,” kata Dicki saat ditemui Dunia Energi di kantor Zona 1 Regional 1, Jambi, Selasa (24/10).

Fasilitas yang akan ditambah lanjut Dicki nantinya adalah berupa kompresor serta beberapa infrastruktur penunjang lainnya. “Ada kompresor, pipa-pipa juga. Tambahan investasi pasti ada sekitar US$40an juta,” ungkap Dicki.

Tambahan pasokan gas dari Jambi Merang akan sangat bermanfaat untuk efisiensi biaya produksi minyak blok Rokan karena kebutuhan tenaga listrik yang besar sumber tenaganya atau listrik dipasok dari PLTGU.

“Rokan butuh gas fuel yang banyak, Tambahan dari Jambi Merang itu Baru 1/3 kebutuhan Rokan,” ungkap Dicki. (RI)