JAKARTA – PT Surya Utama Nuansa (SUN) telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH untuk mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sistem Off Grid (solar PV Off-grid) di tiga Kabupaten di Provinsi Jambi. Proyek tersebut merupakan proyek kerja sama kelistrikan antara SUN dengan PT Bungo Dani Mandiri Utama (BDMU).

“Proyek ditargetkan untuk 5.000 rumah dan 8.127 kepala keluarga di Sumatera. Total kapasitas 7,35 MWp,” kata Ryan Putera Pratama Manafe, CEO SUN usai penandatanganan kerja sama SUN dengan GIZ di Jakarta, Selasa(26/2).

Ryan menjelaskan, nantinya solar PV off grid tersebut akan melistriki beberapa desa di tiga kabupaten Provinsi Jambi yang belum terjangkau  aliran listrik PT PLN (Persero).

Sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut berprofesi sebagai nelayan, petani karet dan kelapa sawit. Untuk kebutuhan penerangan, selama ini masyarakat harus menyisihkan dana untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) solar seharga Rp 8.000 – Rp 10.000 per liter yang dibeli di kota.

Dalam hal ini GIZ, organisasi milik pemerintah Jerman, akan memfasilitasi tenaga ahli dari Indonesia maupun seluruh dunia selama berlangsungnya pengembangan dan implementasi proyek untuk membantu proses perizinan, peninjauan proyek, serta membantu pendanaan.

Philipp Schukat, Lead Advisor Climate, GIZ, mengatakan pengembangan energi surya harus di dukung lebih maksimal. Selain karena ramah lingkungan, namun juga mudah didapat.

Schukat menambahkan, transisi di sektor energi dapat menciptakan banyaknya lapangan pekerjaan yang dan meningkatkan perekonomian yang signifikan.

Apabila Indonesia juga beralih ke energi terbarukan, solar PV dengan skala besar, maka akan dapat menyerap banyak tenaga kerja. Perekonomian juga akan terkena dampaknya, seiring dengan terciptanya penghematan biaya untuk menghasilkan listrik.

“Solar PV adalah potensi yang sangat besar bagi Indonesia. Indonesia membutuhkan para visioner dari sektor swasta dan pemerintah yang melihat visi untuk negara mereka dan membuka akses bagi yang lain,” tandas Schukat.(RA)