JAKARTA – Sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di tanah air mendapatkan angin segar setelah Sun Cable siap berinvestasi dengan nilai yang tidak sedikit untuk sektor EBT. Tidak tanggung-tanggung rencana ekspansi perusahaan asal Australia yang mengusung proyek Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink) itu akan gelontorkan dana mencapai US$2,58 miliar.

David Griffin CEO Sun Cable, berharap perusahaannya bisa menjadi rekan jangka panjang di Indonesia, dan memberikan kontribusi yang besar di bidang ekonomi.

Dia menyatakan dukungan atas komitmen Pemerintah Indonesia dalam menarik penanaman modal asing serta keinginan kuat untuk mengurangi emisi karbon di kawasan.

Griffin menjelaskan total investasi yang ditanamkan perusahaannya di Indonesia sebesar US$2,58 miliar termasuk investasi langsung senilai US$530 juta – US$1 miliar. “Selama instalasi proyek, ditambah dengan investasi US$1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek,” kata Griffin disela peresmian proyek, Kamis (23/9).

Menurutnya dengan potensi materi baterai litium yang ada di Indonesia, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar US$600 juta atau sekitar Rp8,5 triliun.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), menyatakan keputusan Sun Cable untuk investasi lebih dari US$2 miliar di Indonesia ini membuktikan bahwa Indonesia adalah mitra yang terpercaya dan lokasi investasi yang strategis bagi komunitas internasional.

Dengan masuknya investasi dari perusahaan energi terbarukan ini, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia.

“Komitmen Sun Cable dalam transfer ilmu pengetahuan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dengan Institut Pertanian Bogor dan Institut Teknologi 10 November serta pemberian beasiswa akan mampu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan di masa depan,” ujar Luhut.

Dia menegaskan dengan adanya investasi ini akan membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di Asean yang mampu meraih target penurunan emisi karbon. “ASEAN memiliki target 23% bauran
energi dari sektor energi terbarukan,” ungkap Luhut.

Sementara itu HE. Ms. Penny Williams Duta Besar Australia untuk Indonesia, mengungkapkan Australia percaya pada pendekatan berbasis teknologi untuk memerangi perubahan iklim.

“Saya senang Pemerintah Indonesia telah mendukung proyek Sun Cable untuk memanfaatkan dan berbagi kekuatan energi surya. kami menantikan Sun Cable untuk investasi, berbagi pengetahuan, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada penguatan hubungan ekonomi Indonesia-Australia,” ujar Penny.