JAKARTA – Survei seismik laut 2D di wilayah terbuka atau open area yang dilaksanakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang sejak November 2019 telah mencapai 76,4% atau sekitar 22.943 Km.

Hal ini diungkapkan Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina saat melaksanakan Management Walkthrough (MWT) secara virtual bersama Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Kapal ELSA Regent yang berada di perairan timur Indonesia, Selasa (26/5).

Dharmawan sendiri meyakini meskipun banyak tantangan, pelaksanaan survei seismik 2D terbesar dalam 10 tahun terakhir di Indonesia ini bisa diselesaikan sesuai dengan jadwal yakni pada tahun ini.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kepercayaan untuk menjalankan amanah pekerjaan ini. Walaupun penuh dengan tantangan kami optimis pekerjaan survei akan dapat diselesaikan pada pertengahan Juli 2020,” kata Dharmawan.

Survei seismik 2D menjadi salah satu bagian dari Komitmen Kerja Pasti KKKS PHE Jambi Merang yang dilaksanakan hingga  2024 dengan nilai investasi sebesar US$239,3 juta. Cakupan survei seismik 2D  terdiri dari 47 cekungan yang membentang dari perairan Bangka di wilayah barat Indonesia hingga perairan Papua di wilayah timur Indonesia. Panjang lintasannya sendiri sekitar 30.000 Km yang merupakan kegiatan survey seismik terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam 10 tahun terakhir.

Lebih lanjut Dwi mengatakan survei seismik 2D dilaksanakan 100% oleh putra dan putri terbaik bangsa menggunakan teknologi terkini dengan parameter yang didesain untuk mengakomodir target eksplorasi terdalam sepanjang sejarah survey seismik di Indonesia.

“Kualitas hasil dan ketepatan dalam penyelesaian pekerjaan menjadi penting bagi survey ini, yang diharapkan mampu menciptakan wilayah kerja-wilayah kerja baru yang dapat meningkatkan iklim eksplorasi atau investasi hulu migas di Indonesia kedepannya,” ungkap Dwi.

Dia pun optimistis hasil survei akan memberikan giant discovery bagi Indonesia, dimana akan menjadikan industri migas Indonesia memasuki second golden era yang dapat memproduksikan 1 juta barel minyak per hari pada 2030.

“SKK Migas memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pertamina dan Elnusa selaku pelaksana kerja seismik yang terus berkomitmen melaksanakan pekerjaan.  Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, kami akan berada dan senantiasa mendukung upaya seluruh pihak yang terlibat,” kata Dwi.

Mantan Dirut Pertamina itu menegaskan bahwa kegiatan eksplorasi harus tetap dilaksanakan walaupun sebagian besar kegiatan industri hulu migas lainnya terpaksa ditunda untuk efisiensi. “Kalau kita mencintai anak cucu kelak, jangan sekali-kali tinggalkan proyek eksplorasi,” tegas Dwi.

Dwi juga menjelaskan kegiatan MWT virtual akan menjadi bagian dari adaptasi new normal kegiatan hulu migas sebagai respon atas keterbatasan mobilitas dan phisycal distancing. “Pengawasan melalui teknologi digital akan menjadi new normalnya SKK Migas,” kata Dwi.(RI)