JAKARTA – Lapangan Sukowati merupakan salah satu Wilayah Kerja terminasi yang pengelolaannya diberikan kepada Pertamina EP Aset 4 sejak 20 Mei 2018. Semenjak dikelola Pertamina EP Aset 4, produksi dari lapangan ini berhasil ditingkatkan dari 6.000 barel per hari (bph) menjadi 9.000 bph hanya dalam kurun waktu 3 bulan, bahkan sekarang produksi sudah mencapai sekitar 10.000 bph. Padahal dalam kurun waktu 9 tahun terakhir, Lapangan Sukowati terus mengalami penurunan dari puncak produksinya yang pernah mencapai 40.000 bph.

Pencapaian tersebut diperoleh berkat rumusan konsep serta strategi baru yang diterapkan Pertamina EP Aset 4 dimana belum pernah digunakan di lapangan yang lain.

Dadang Rukmana, Vice President Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), mengungkapkan program well service ini sangat mungkin diterapkan di lapangan lain mengingat berdasarkan uji coba yang telah dilakukan di Lapangan Sukowati, berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang sudah tidak berproduksi.

“Dari 12 sumur uji coba, sembilan sumur dapat dihidupkan kembali dengan produksi 400 bph hingga 2.000 bph”, kata Dadang di Jakarta, Kamis (22/8).

Uji coba terakhir program ini dilakukan di sumur SKW-12 dan berhasil memproduksikan minyak sebesar 2.230 bph.

Konsep baru ini dikerjakan melalui program well service melalui sumur-sumur yang statusnya shut-in. Biaya yang diperlukan untuk konsep ini terhitung sangat murah, sekitar USD$ 500.000 – 900.000 atau 1/5 biaya pemboran sumur baru. Waktu yang dibutuhkan lebih kurang selama 30 hari namun mampu menghasikan produksi 5 kali dibandingkan program pemboran sumur baru.(RI)