JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebutkan pengembangan Migas Non Konvensional (MNK) yang tengah digenjot saat ini adalah di blok Rokan yang saat ini sudah dikelola oleh PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Benny Lubiantara Deputi Perencanaan SKK Migas, menyatakan untuk mengembangkan MNK di Rokan saat ini sedang ada penjajakan kerjasama dengan EOG Resources, perusahaan asal Amerika Serikat. Dia menjelaskan cadangan migas konvensional di blok Rokan sangat besar sehingga berdasarkan teori potensi MNK di sana juga seharusnya juga tidak kalah besar. Untuk itu pengembangannya akan didorong termasuk jika memang ada kerjasama dengan EOG.

“MNK lokasinya di bawah itu teorinya dibawah. Rokan ada, bawahnya sudah pasti ada MNK sumber yang besar yang ada MOU juga dengan EOG Resources di Rokan memang tujuannya mempercepat,” kata Benny saat ditemui Dunia Enerig belum lama ini di Prabumulih Field, akhir pekan lalu.

Menurut dia, masalah utama dalam pengembangan MNK selama ini adalah pada keekonomian. Untuk bisa memproduksikan cadangan MNK diperlukan metode ataupun teknologi yang tidak sama dengan produksi migas konvensuoinal, sehingga butuh biaya ekstra. “MNK problemnya keekonomian. Nggak mengalir (minyak) kalau ngga di press, Dia juga harus horizontal sumurnya,” katanya.

Solusinya menurut Benny adalah pemberian insentif yang jauh berbeda dengan insentif dalam pengelolaan blok migas konvensional. Dia memastikan pemain blok MNK sudah banyak dan menunggu kepastian insentif yang mau diberikan pemerintah. Saat ini juga tengah diupayakan pemberian insentif tersebut.

Meskipun tidak menyebutkan jumlah potensi cadangan dari MNK, namun menurut Benny jumlahnya bisa membantu dalam pencapaian target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) di tahun 2030.

“Fiskalnya harus lebih baik. kita siapkan insentif khusus MNK. Selama ini kita tahu banyak perusahaan green energy makanya kami long term plan 1 juta masukan MNK karena kalau nggak dimasukkan berartu kita nggak yakin, makanya kita masukkan kalau tidak sekarang ga akan bisa, kalau sekarang mau, kalau mau dikembangkan sekarang permudah urusan MNK itu ada bisa bantu-bantu satu juta bph,” jelas Benny.

Pertamina Hulu Energi (PHE) sendiri berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi sudah mengusulkan penggunaan dana Komitmen Kerja Pasti (KKP) Blok Rokan untuk mengembangkan MNK di Rokan.

Menurut Benny, pada dasarnya SKK Migas mendukung berbagai upaya untuk mengejar produksi migas, termasuk jika  dana KKP mau dialihkan untuk mengembangkan MNK. SKK Migas siap untuk mengkaji pengalihan dana tersebut. Pasalnya, sangat disayangkan jika KKP tidak digunakan.

“Kalau memang KKP-nya ada kita bisa pindahkan. KKP yang penting dikerjakan. Ada tempat lain mau drilling, potensinya nggak ada, tapi KKP masih ada, kalau mau kerja kita akan dukung. KKP bisa saja nanti kita cari aturannya supaya bisa digunakan (untuk MNK),” ungkap Benny. (RI)