JAKARTA – PT Pertamina (Persero) ditargetkan bisa secara resmi menyerahkan bundling offering akuisisi hak partisipasi atau Participating Interest (PI) Shell di Blok Masela paling lambat pada April 2023.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaku Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan memang telah menerima informasi mengenai aksi korporasi Pertamina. Mantan Direktur Utama Pertamina itu juga meminta manajemen Pertamina bergerak lebih cepat untuk bisa merampungkan kesepakatan dengan Shell.

“Menurut Pertamina memang demikian (target April rampung) tapi selalu saya sampaikan kalau bisa lebih cepat,” kata Dwi saat ditemui Dunia Energi di Surabaya belum lama ini.

Meskipun begitu menurut Dwi SKK Migas telah meminta Inpex sebagai operator untuk tetap menjalankan tugasnya mengerjakan berbagai persiapan pengembangan blok Masela.

“Meskipun Inpex kita lihat nggak lagi terlalu menunggu terhadap transaksi itu Inpex garap peninjauan lagi rencana kerja tahun ini lebih agresif tender FEED survei-survei amdal dan pembebasan lahan,” ujae Dwi.

Investasi di Blok Masela butuh dana besar. Pada POD awal, nilai investasinya diestimasikan mencapai US$19,8 miliar dengan kapasitas fasilitas LNG mencapai 9,5 Metrik Ton Per Annum (MTPA) atau setara 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) serta gas pipa mencapai 150 MMscfd. Selain itu, Blok Masela diproyeksi menghasilkan kondensat 35 ribu barel per hari. Terbaru, investasinya diperkirakan bakal membengkak antara US$1,3-US$1,4 miliar untuk membiayai penerapan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

Sebelumnya Dwi sempat menuturkan Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal yang wajid disiapkan oleh Pertamina. Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan perusahaan selama menjadi mitra Inpex di Masela. SKK Migas telah mendorong Shell agar harga yang ditawarkan tidak terlalu tinggi sehingga bisa segera tercapai kesepakatan dengan Pertamina. Sehingga proyek Masela bisa berlanjut di tahun depan.

“SKK Migas memonitor dan memberikan arahan agar Shell menjual dengan harga tidak berlebihan. Biar (proyeknya) jalan. Kami surati mereka agar mendukung divestasi berapa. Sekitar US$1,4 miliar sudah dikeluarkan Shell,” kata Dwi. (RI)