JAKARTA – BP Indonesia berencana meningkatkan investasinya di Indonesia, untuk meningkatkan cadangan Tangguh di Papua. Total nilai investasi yang disiapkan diproyeksikan mencapai sekitar US$4 miliar.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan manajemen BP telah menyampaikan akan meningkatkan investasi di Indonesia melalui pengembangan di Lapangan Ubadari serta Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).

“Kami menyambut gembira karena berarti usaha-usaha yang dilakukan SKK Migas dan pemerintah untuk meningkatkan investasi, membuahkan hasil,” kata Dwi, Minggu (21/3).

Menurut Dwi, investasi untuk pengembangan Lapangan Ubadari dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan terbukti, yang nantinya gas yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung operasional kilang LNG Tangguh 1, 2 dan 3.

“Apabila terealisasi, dapat digunakan untuk melakukan perluasan pasar. Lapangan Ubadari ditemukan pada tahun 1997, dan mulai dilakukan pemboran Eksplorasi pada tahun 2017,” ujar Dwi.

BP juga berkeinginan untuk mengembangkan dan menerapkan CCUS di Tangguh, yaitu teknologi yang dapat menangkap CO2 yang telah dilepaskan ke atmosfer. CCUS merupakan teknologi akan mengurangi emisi CO2. Dengan penerapan CCUS di lapangan Tangguh akan mendukung kesuksesan komitmen Indonesia dalam melaksanakan kesepakatan Paris Agreement pada tahun 2015, di mana Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon sebesar 29% hingga 41% pada tahun 2030. Penerapan CCUS akan mengurangi emisi carbon sekitar 45%.

“Ini sangat menggembirakan karena selain memberi kontribusi besar pada kesukesan komitmen pemerintah RI dalam menjaga lingkungan, juga akan meningkatkan produksi. Keuntungan lain, kegiatan ini juga akan menjaga Kilang LNG Tangguh tetap kompetitif – utamanya dalam menghadapi negara-negara pembeli yang sensitif terhadap isu lingkungan,” jelas Dwi.

Untuk merealisasikan rencana investasi tersebut, BP akan segera berdiskusi dengan SKK Migas terkait masalah keteknikan dan keekonomian proyek. Diharapkan, diskusi dapat segera melahirkan Plan of Development ke dua, yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan Lapangan Ubadari.

Dwi berharap, langkah BP meningkatkan investasi ini akan segera diikuti oleh kontraktor lainnya, apalagi memasuki Maret 2021 harga minyak dunia membaik berkisar US$60 sampai US$70 per barel. Peningkatan harga ini lebih cepat dari yang diprediksikan para analis.

“Situasi harga minyak dunia yang pulih lebih cepat dan dibulan Maret 2021 bahkan telah melebihi rata-rata harga minyak dunia di tahun 2019 diharapkan dapat mendorong KKKS meningkatkan kegiatan eksplorasi di luar program yang telah disepakati pada work, program dan budget (W,PnB) 2021,” ujar Dwi.