JAKARTA – Eni Muara Bakau dan Eni East Sepinggan berhasil mempercepat waktu shutdown dan turn around FPU Jangkrik lebih cepat 33 jam dari rencana semula. Keberhasilan tersebut memberikan dampak positif penambahan produksi gas dari Lapangan Jangkrik.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengapresiasi ENI Muara Bakau dan ENI East Sepinggan serta para stakeolder atas keberhasilan FPU Jangkrik beroperasi kembali lebih cepat 33 (tiga puluh tiga) jam dari total waktu yang direncanakan selama 18 (delapan belas) hari, sehingga dapat mulai beroperasi kembali pada 31 Januari 2021.

“Keberhasilan pelaksanaan shutdown dan turnaround FPU Jangkrik yang lebih cepat yang merupakan upgrading proyek Merakes merupakan kabar yang menggembirakan,” kata Julius, Minggu (7/2).

Menurut Julius, keberhasilan penyambungan jalur bawah laut (subsea tie-back) ke FPU Jangkrik yang mengolah gas dan kondensat dari lima sumur produksi, maka gas yang telah diolah tersebut dikirim dari FPU Jangkrik melalui pipa ekspor bawah laut ke ORF Jangkrik dan kemudian dialirkan ke sistem perpipaan gas di Kalimantan Timur.

“Dampak positif yang dihasilkan adalah meningkatnya kehandalan sistem penyaluran gas di Kalimantan Timur sekaligus memberikan dampak pada efisiensi biaya, sehingga memberikan pendapatan yang optimal bagi negara,” kata Julius.

Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, telah dilakukan pemasangan berat modul-modul, stuktur dan pipa-pipa persambungan dengan keseluruhan sebesar +/- 1.700 ton. Kemudian aktifitas 114 kegiatan verifikasi dan validasi untuk memastikan pekerjaan sudah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan standar yang berlaku. Standar pekerjaan yagn tinggi dan pengawasan yang ketatmemberikan hasil tidak ditemukan pekerjaan perbaikan, dan keseluruhan pekerjaan bisa diselesikan secara aman, lancar dan lebih cepat.

Menurut Julius keberhasilan FPU Jangkrik ini menunjukkan kemampuan insan hulu migas nasional dalam pengoperasian hulu migas secara ekselen.

“Ini akan menjadi salah satu modal berharga dalam meningkatkan produktivitas hulu migas untuk mencapai target tahun 2030 yaitu 1 juta barrel minyak dan 12 BSCFD gas,” kata Julius.(RI)