BOJONEGORO – Proyek Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) sudah memasuki masa akhir pengerjannya. Kini hanya tinggal menunggu persiapan final sebelum gas mulau menyembur dan mengalir di pipa-pipa untuk didistribusikan ke para pelanggannya.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan proyek JTB siap gas in pada bulan Juli ini. Persiapannya telah memasuki tahap akhir, terutama memastikan standar keselamatan migas telah terpenuhi.

“Untuk gas in masih ada sedikit yang perlu diperbaiki, dipastikan safety-nya. Kita tunggu beberapa hari lagi ini dan semoga bisa diselesaikan masalah tersebut untuk kemudian gas in dilakukan,” kata Tutuka (16/7).

Saat ini semua peralatan atau instalasi migas di Proyek JTB kata Tutuka telah terpasang di lapangan. Namun masih ada aspek keselamatan migas yang perlu dipastikan lagi. “Terkait safety itu harus dipastikan dan di industri migas, safety itu nomor satu,” ungkap Tutuka.

Gas in merupakan tahap awal pembuktian bahwa equipment dan instalasi terintegrasi dengan baik, serta pelaksanaannya yang tetap memperhatikan keselamatan migas. Setelah gas in berjalan lancar, tahap berikutnya adalah gas on stream.

Proyek JTB diproyeksikan menjadi sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan industri, serta kelistrikan khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Lapangan ini dapat memproduksi raw gas sebesar 315 Juta Kaki Kubik Per Hari (MMscfd) dan kondensat 2700 bcpd (Barrel Per Hari/BPH). Selain itu, masih ada potensi tambahan produksi hingga 20 MMscfd, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMscfd menjadi 192 MMscfd.

Awang Lazuardi, Direktur Utama PEPC, menuturkan JTB selalu mengedepankan aspek safety. Dia menekankan untuk senantiasa mengedepankan keselamatan setiap tahap pekerjaan menuju on stream. “Jangan mengorbankan safety untuk sekedar mengejar produksi. Tapi kita tetap mencoba best effort untuk perbaikan-perbaikan ke depan,” ujar Awang. (RI)