JAKARTA – Schneider Electric mempertegas komitmennya terhadap praktek sustainability untuk mendukung pencapaian emisi nol bersih, pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversity), dan pemberdayaan komunitas lokal. Melalui pabrik pintarnya di Cikarang, Schneider Electric menargetkan netralitas karbon pada 2025 dengan pemanfaatan 100% energi terbarukan sebagai sumber energi listrik, dan penerapan green supply chain seperti misalnya mengurangi air freight ratio di sektor logistik dan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di sektor kemasan produk hingga dapat mencapai zero waste dalam pengelolaan sampah.

Sejak 2017, pabrik Schneider Electric di Cikarang telah melakukan digitalisasi melalui penerapan teknologi digital dan otomasi dengan solusi Eco Struxure untuk produktivitas dan efisiensi operasionalnya. Pabrik pintar di Cikarang juga melakukan pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan pabriknya antara lain dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, menghemat air, memperkuat dan melestarikan ekosistem lingkungan. Dalam hal pemberdayaan komunitas lokal, pabrik pintar di Cikarang telah melatih lebih dari 1.000 orang yang mencakup tenaga pendidik dan siswa/i, serta telah menyerap lebih dari 500 tenaga kerja yang berasal dari SMK sekitar wilayah Cikarang.

Astri Ramayanti Dharmawan, Business Vice President Sustainability Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, mengatakan Schneider Electric memiliki misi menjadi mitra digital untuk sustainability dan efisiensi.
“Secara global, kami telah memulai perjalanan sustainability sejak 2005 dan terus memperbarui komitmen sustainability kami,” katanya, Kamis(28/7).

Schneider Sustainability Impact (SSI) 2021-2025 terbaru berfokus pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB yang mencakup 6 komitmen jangka panjang yang melibatkan bisnis dan mitra kami, pelanggan, dan komunitas lokal. Beberapa di antaranya adalah mempercepat pencapaian netralitas karbon dalam lingkup operasional perusahaan pada tahun 2025, dan emisi nol bersih pada tahun 2030; menyediakan akses terhadap pendidikan dan pengembangan keahlian di bidang energi kepada 1 juta orang di seluruh dunia; serta mengembangkan inisiatif lokal untuk pemberdayaan komunitas di wilayah operasi.

Astri menyampaikan salah satu komitmen sustainability di Indonesia tercermin dalam pabrik pintar di Cikarang yang dapat menjadi contoh dan pembuktian bagaimana penerapan digitalisasi dan sustainability dapat menciptakan harmonisasi pengelolaan ekosistem kerja yang lebih sehat, berkualitas, efisien dan berdampak positif terhadap lingkungan. “Baru-baru ini juga kami meluncurkan kampanye #GREENHEROESForLife yang mengajak keterlibatan seluruh pemangku kepentingan internal, pemangku kebijakan, mitra bisnis, dan pelanggan sebagai agen perubahan dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus. Kami akan berbagi pengalaman praktek-praktek sustainability yang kami dan pelanggan kami jalankan dan diharapkan dapat memberikan insipirasi bagi para mitra kami,” ujarnya.

Sebagai pabrik Engineered toorder Schneider Electric terbesar di Asia ini, Schneider Electric Cikarang adalah pabrik perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah. Terletak di kawasan industri EJIP (East Jakarta Industrial Park), dengan area seluas 33.000 meter persegi, pabrik Cikarang mempekerjakan 800 karyawan dan memiliki sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional mencakup ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001 dan SMK3.

Schneider Electric Cikarang menggabungkan sistem otomasi industri dan pemanfaatan energi terbarukan yang dapat meningkatkan visibilitas dan koordinasi antar operator, serta meningkatkan efisiensi energi hingga 15% dan pelestarian lingkungan. Tidak hanya itu, Schneider Electric Cikarang juga telah menerapkan energi terbarukan dengan PLTS yang menghasilkan hingga 228MWh per tahun dan telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton CO2 per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun. Lebih dari dua puluh persen (> 20%) dari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan untuk mencapai 100 persen energi terbarukan pada tahun 2025.

Joko Sutopo, Plant Director Schneider Electric Cikarang, menyampaikan prinsip Electricity 4.0 yang menggabungkan teknologi digital dengan elektrifikasi dari sumber energi bersih merupakan kunci penting dalam mendukung kesuksesan pencapaian target sustainability. Perangkat yang terhubung dengan IoT dan monitoring software, serta pengelolaan data secara real-time dapat memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap konsumsi dan kebutuhan energi, meningkatkan efisiensi, menekan emisi karbon dan mengoptimalkan pemeliharaan aset.
“Dari sisi SDM, kami juga melakukan transformasi dalam pola pikir dan peningkatan kompetensi digitalnya. Kami juga mendorong kreativitas SDM kami dalam menciptakan solusi hijau dan sustainable di lingkungan pabrik baik itu dalam proses operasional, pelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan komunitas lokal,” ujar Joko.

Kenichiro Yoshida, Presiden Direktur PT East Jakarta Industrial Park, mengapresiasi kepemimpinan Schneider Electric Cikarang dalam inisiatif digitalisasi dan sustainability di kawasan industri.
“Kami selalu mendukung inisiatif-insiatif proaktif dari para tenan kami baik itu terkait penerapan teknologi maupun upaya sustainability yang dapat meningkatkan produktivitas dan kontribusinya pada lingkungan dan masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan Schneider Electric Cikarang,” ujarnya.

Tentunya inisiatif seperti ini diharapkan dapat menjadi contoh success story yang akan mendorong lebih banyak lagi pelaku industri di Kawasan EJIP untuk segera bertransformasi menjadi pabrik pintar dan sustainable.
Adapun Kawasan EJIP berdiri sejak 1990 dengan luas area 320 ha, dan memiliki 89 tenan dimana lebih dari 80 persen merupakan perusahaan asal Jepang.(RA)