presdir berau

Presiden Direktur PT Berau Coal Energy, Rosan Perkasa Roeslani.

JAKARTA – Presiden Direktur PT Berau Coal Energy Tbk, Rosan Perkasa Roeslani mengaku tidak mengetahui sama sekali rencana audit investigasi yang akan dilakukan Bumi Plc terhadap anak usahanya di Indonesia.

“Memang saya anggota Board (Direksi) di Bumi Plc, tetapi saya sama sekali tidak diberi tahu soal rencana audit investigasi tersebut,” akunya dalam Public Expose Berau Coal Energy di Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2012.

Dengan nada kesal Rosan menceritakan, sempat berada diLondon, Inggris pada 6 September 2012. Di sana ia bertemu dengan Chairman Audite Committee Bumi Plc, namun tidak ada wacana audit investigasi atau penyidikan tersebut. “Bahkan saat itu mereka bilang ke saya “Berau is perfect”,” tandasnya.

Demikian pula setibanya di Tanah Air, kata Rosan, ia tidak mendengar atau mendapatkan kabar apa pun soal rencana audit investigasi tersebut. Sampai akhirnya ia mengetahui tentang rencana audit itu dari pers release yang dikeluarkan Bumi Plc.

Seperti diketahui, pernyataan Bumi Plc akan mengaudit anak usahanya di Indonesia, sempat membuat turun harga saham Berau Coal Energy, yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRAU.

Meski yang dimaksud akan diaudit adalah Bumi Resources, namun BRAU turut menjadi ‘korban’ karena juga merupakan anak usaha Bumi Plc di Indonesia.

“Maka dari itu, pada 1 Oktober 2012 kami sudah mengirim surat ke Board Bumi Plc meminta penjelasan, apa yang akan diinvestigasi oleh Bumi Plc, apakah Berau juga akan diaudit,” tukasnya.

Sampai saat ini, Berau Coal Energy masih menunggu jawaban Bumi Plc atas surattersebut. Rosan menambahkan, suratyang dilayangkan ke London itu bukan hanya terkait penyidikan yang akan dilakukan Bumi Plc. Lebih dari itu terkait laporan keuangan Berau Coal Energy secara keseluruhan.

Ia pun menambahkan, karena sampai saat ini belum ada rencana audit investigasi Bumi Plc terhadap Berau Coal Energy, maka perusahaan yang dipimpinnya itu akan tetap fokus pada rencana produksi batubaranya di 2012. Juga sejumlah proyek yang sudah dicanangkan diantaranya pembangunan belt conveyor 43 km senilai Rp 280 miliar, dan pembangunan PLTU 2 x 20 Megawatt.

“Kami adalah perusahaan yang selalu menjaga transparansi. Laporan keuangan kami diaudit oleh PricewaterhouseCoopers (PWC) dengan predikat “Wajar Tanpa Syarat” dan sudah beberapa kali dilakukan due dilligent oleh beberapa bank internasional,” tegas Rosan lagi.

Diakui Rosan, nilai saham BRAU memang sedang turun saat ini. Namun menurutnya itu bukan diakibatkan rencana Bumi Plc melakukan audit investigas. Melainkan karena harga komoditi batubara sedang turun, dan pasar sedang lesu.

Demikian pula dengan dipangkasnya beberapa rencana kerja Berau Coal Energy, menurut Rosan lebih dikarenakan kondisi harga komoditi itu yang sedang kurang bagus.

Direktur Keuangan Berau Coal Energy, John Ramos pun membeberkan, dari rencana belanja modal USD 300 juta di 2012, sudah direvisi menjadi USD 165 – 200 juta.

Terkait utang perseroan, Rosan memaparkan bahwa jumlahnya saat ini mencapai USD 950 juta. Namun saat ini posisi uang cash Berau Coal Energy sebesar USD 512 juta, sehingga tidak akan bermasalah dari sisi pelunasan utang.

“Saya optimis saham kami akan segera pulih, masyarakat jangan takut membeli saham BRAU,” ucap Rosan sembari tersenyum.

Ditanya rumor seputar konflik antara kelompok usaha Bakrie, Samin Tan, dan Nathaniel Rothschild yang mengakibatkan Bumi Plc berencana mengaudit anak usahanya di Indonesia, Rosan menolak menjawab.

“Saya tidak mau berspekulasi lebih jauh soal rumor itu, dan bukan kapasitas saya untuk menjawab pertanyaan itu,” tandasnya. (Abraham Lagaligo /abrahamlagaligo@gmail.com)