JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi menunjuk Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal  Migas Kementerian ESDM. Tutuka juga telah dilantik pada Jumat (6/11). Professor yang juga guru besar dari Institut Teknologi Bandung ini menjadi dirjen menggantikan Djoko Siswanto yang digeser menjadi Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN) lebih dari satu tahun lalu.

Pria yang akrab disapa Adjie ini merupakan sosok yang sudah malang melintang di dunia migas tanah air. Ia meraih gelar sarjana teknik perminyakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988. Kemudian melanjutkan pendidikan di Master of Science: Petroleum Engineering-Texas A&M Univ., Texas (1991-1994) dan kembali lanjutkan pendidikan untuk gelar Doctor of Philosophy: Petroleum Engineering-Texas A&M Univ., Texas (1994-1996).

Adjie merupakan mantan Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) yang juga tercatat sebagai guru besar Teknik Perminyakan ITB.

Arifin Tasrif meminta dirjen migas untuk membantunya dalam mewujudkan beberapa program strategi. Salah satunya untuk mewujudkan rencana jangka panjang pemenuhan target produksi 1 juta barel per hari (bph) dengan mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi,

“Transformasi sumber daya atau produksi EOR dan melakukaan ekplorasi secara masif untuk penemuan baru,” kata Arifin disela pelantikan, Jumat (6/11).

Sebagai gambaran lanjut Arifin rata-rata realisasi lifting sampai September 1.717 ribu boepd atau 100% dari target APBNP migas 698 bph dan gas 1.064 ribu boepd.

Dari sisi hilir, Dirjen Migas baru juga harus mengupayakan pengurangan impor BBM dan LPG untuk meringankan beban devisa negara dengan mendorong mempercepat pembangunan infrastruktur kilang serta pemanfaatan EBT secara masif antara lain mengganti diesel dengan DME.

“Pembangunan kilang dan petrokimia, melaksanakan kebijakan penuyesuaian harga gas sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dalam negeri serta percepatan pertumbuhan ekonomi dan daya saing nasional,” kata Arifin.

Pri Agung Rakhmanto Pengamat Migas dari Universitas Trisakti mengungkapkan tugas penunjukan sosok Tutuka Ariadji positif karena beliau dari kalangan profesional, jelas sangat paham dunia migas. “Terlebih di aspek keilmuan teknologi perminyakan. Lebih khusus lagi di bidang Enhance Oil Recovery (EOR),” kata Pri Agung kepada Dunia Energi.

Namun demikian Pri Agung mengingatkan ada tugas besar yang jadi tanggung jawab Tutuka ke depan.

Menurut Pri pada akhirnya muaranya adalah meningkatkan investasi migas, baik hulu maupun hilir. Hulu adalah untuk peningkatan cadangan dan produksi, hilir adalah lebih kepada jaminan penyediaan energi di dalam negeri, termasuk di dalamnya tentu adalah pengembangan kapasitas, jangkauan dan fasilitas infrastrukturnya.

“Dalam hal ini, intinya adalah bagaimana membuat iklim investasi migas kita kembali kompetitif dan kembali menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis migas,” ungkap dia.

Instrumennya lanjut Pri Agung sesuai ruang lingkup tugas fungsi Dirjen, tentu adalah perbaikan regulasi atau kebijakan dan aspek-aspek teknis, tekno-ekonomi di dalamnya. Sehingga, termasuk di sini tugas mendesaknya adalah penyelesaian revisi UU migas, sinkronisasi aturan-aturan dengan Omnibus Law, dan penerbitan regulasi-regulasi insentif untuk meningkatkan keekonomian proyek migas.

“Selanjutnya ada juga tugas operasional mengawal realisasi eksekusi proyek-proyek strategis migas,” kata Pri Agung.

Dia juga berharap akan ada tambahan terobosan baru yang progresif untuk lebih menarik investasi hulu migas.

Misalnya biddable fiscal terms dalam lelang WK migas, termasuk di dalamnya biddable split, signature bonus atau inatrumen fiscal terms yang lainnya. Kemudian, bagaimana dapat memberlakukan kembali prinsip assume and discharge dalam pajak hulu migas, atau berupa tax incentives berupa holiday tertentu. Tentang tax ini, tentu tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus dengan persetujuan otoritas pajak.

“Peran Dirjen migas disini penting untuk dapat terus menjadi pimpinan kebijakan teknis tertinggi dibawah Menteri ESDM yang membidangi hal itu,” tegas Pri Agung.(RI)