JAKARTA – Pra studi kelayakan proyek pengembangan hidrogen dan amonia hijau berbasis tenaga panas bumi di Sulawesi Utara yang merupakan kolaborasi Pertamina NRE dan Tokyo Electric Power Company Holdings, Incorporated (TEPCO HD) telah lolos dari proses seleksi yang dilakukan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) Jepang, untuk mendapatkan hibah dalam studi pengembangan proyek tersebut. Selanjutnya akan dilakukan studi kelayakan oleh TEPCO HD dan Yamanashi Hydrogen Company, Incorporated (YHC).

“Persetujuan dan dukungan dari NEDO untuk pengembangan lebih lanjut inisiatif tersebut menandakan pengembangan hidrogen hijau di Sulawesi Utara cukup menjanjikan. Saya berharap semua proses dapat berjalan lancar dan pengembangan hidrogen dan amonia hijau berbasis tenaga panas bumi menjadi inisiatif yang konkret di Indonesia,” ungkap CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro.

Sebelumnya pada tanggal 18 Oktober 2022 Pertamina NRE dan TEPCO HD menandatangani perjanjian studi bersama untuk pengembangan hidrogen dan amonia hijau di area panas bumi Lahendong, Sulawesi Utara. Studi bersama yang dilakukan kedua entitas mendapatkan dukungan dari NEDO, lembaga riset dan pengembangan nasional Jepang yang mendorong pengembangan teknologi dalam rangka membangun kehidupan masyarakat yang berkelanjutan. Untuk mendapatkan dukungan berupa hibah tersebut, hasil pra studi kelayakan harus lolos dari proses seleksi kompetitif yang dilakukan NEDO atas hasil pra studi kelayakan sebuah proyek dan dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya.

Studi kelayakan dimulai pada bulan September 2023 dan bertujuan untuk menentukan spesifikasi teknis fasilitas produksi hydrogen hijau yang akan dibangun, mendapatkan perijinan pembangunan proyek di tingkat lokal, serta mengembangkan pasarnya. Dalam jangka pendek, produk hidrogen dan amonia hijau diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan dalam jangka panjang untuk pasar ekspor.

Hidrogen bersih, yaitu hidrogen yang berbasis energi yang lebih ramah lingkungan, memiliki peran strategis dalam transisi energi di mana dapat menjadi solusi pengganti bahan bakar fosil bagi industri yang sulit melakukan dekarbonisasi terhadap produk ataupun proses produksinya (hard-to-abate industry), seperti kilang minyak, industri baja, industri berat lainnya, serta transportasi berat.

Pengembangan hidrogen bersih merupakan salah satu portfolio Pertamina NRE yang termasuk dalam pilar bisnis masa depan. Pengembangan hidrogen bersih akan membantu Pertamina dalam memonetisasi portfolio energi yang dimilikinya. Pertamina NRE juga secara konsisten menunjukkan komitmen dan aksi nyatanya dalam mendukung dekarbonisasi. Upaya dekarbonisasi merupakan bagian dari peta jalan net zero emission sekaligus merupakan bentuk komitmen Pertamina menerapkan ESG, yaitu menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.(RA)