JAKARTA – Tinggal menghitung hari jelang pelantikan Joko Widodo menjadi presiden  periode 2019-2024, nama-nama calon menteri pembantu presiden pun makin disorot. Salah satu pos dalam jajaran kabinet paling strategis yang dinantikan adalah pos Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Beberapa nama sempat berseliweran dan diprediksi menjadi calon kuat untuk menjabat sebagai Menteri ESDM yang sekarang masih diisi oleh Ignasius Jonan. Sang menteri petahana sendiri memang masih dikabarkan memiliki peluang untuk lanjutkan masa baktinya, tapi peluang tersebut kecil. Justru ia disebut-sebut akan bergeser untuk gantikan Rini Soemarno sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Untuk nama-nama calon di Menteri ESDM sebagian besar merupakan para politisi, seperti Johnny G Plate, politikus asal Partai Nasional Demokrat (Nasdem), selain itu Teten Masduki masuk dalam bursa calon menteri. Untuk nama pertama sepertinya akan mendapatkan banyak pertentangan, maklum saja tensi antara Partai PDI-P dengan Nasdem sedang panas setelah insiden diacuhkannya sang ketua umum partai, Surya Paloh oleh Megawati Soekarno Putri ketua umum PDI-P dalam pelantikan anggota DPR RI beberapa waktu lalu.

Nama Teten Masduki sebenarnya memiliki jalan lebih lebar bagi, tapi kemampuannya di sektor yang cukup teknis ini patut dipertanyakan. Arcandra Tahar, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM juga dikabarkan masuk bursa calon menteri, akan tetapi peluangnya dinilai cukup tipis. Tentu hasil pemilihan presiden lalu menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi Jokowi. Terutama hasil di dapil Arcandra, Sumatera Barat.

Kemudian ada rekan Teten di PDI-P yaitu Pramono Anung yang juga diakabarkan menjadi kandidat menteri. Untuk nama terakhir yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet ini dinilai paling mendekati kriteria. Tidak hanya sebagai politisi tapi Pramono juga merupakan lulusan Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung yang sedikit banyak masih mengerti persoalan tambang dan energi.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute mengungkapkan bahwa sosok yang mengerti persoalan teknis masih dibutuhkan untuk mengisi pos energi di kabinet Jokowi jilid kedua ini. Terlebih kata dia di sektor migas yang terus turun produksinya padahal kebutuhannya masih sangat tinggi dalam beberapa tahun ke depan.

“Tantangan sektor ESDM makin kompleks, indikasinya cadangan dan produksi turun. Sehingga dalam hal ini bukan hanya tetap tetapi makin perlu pemimpin yang paham teknis dan kuat leadershipnya,” kata Komaidi kepada Dunia Energi, Jumat (11/10).

Senada dengan Komaidi, Arifin Panigoro, pemilik Medco Group juga menyarankan agar menteri ESDM ke depan harus mengerti persoalan tambang dan energi yang selama ini jadi tantangan besar.

Untuk sektor migas misalnya, menurut Arifin kaca mata menteri berikutnya harus lebih luas melihat apa yang diinginkan oleh para investor dengan tetap tidak melupakan kepentingan masyarakat. Menurut dia tantangan industri migas ke depan cukup besar. Dimana kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan sangat penting.

“Kita mau menteri yang pro industri, kita ingin. Kita harus tingkatkan Enhance Oil Recovery (EOR), memberi kesempatan ke perushaaan nasional, eksplorasi dengan perusahaan internasional,” kata Arifin.(RI)