Pemerintah memberikan relaksasi perpanjangan ekspor konsentrat tembaga kepada PT Freeport Indonesia hingga Mei 2024. Salah satu pertimbangan pemerintah adalah sudah adanya pembangunan fisik secara nyata pabrik smelter yang akan mengolah bijih tembaga menjadi beberapa produk turunan. Hingga Maret lalu realisasi pembangunan sudah mencapai 61% dan akhir tahun nanti ditargetkan pembangunannya mencapai 92%.

Pemerintah mengaku telah menekan habis-habisan Freeport untuk merealisasikan pembagunan smelter yang berkapasitas 1,3 juta ton konsentrat ini. Berikut potret kondisi terkini pembangunan smelter Freeport.

 

Smelter Freeport rencananya bakal bisa memproduksi berbagai produk yang bakal dimanfaatkan oleh PT Semen Indonesia, PT Petrokimia Gresik. (Foto/Dok/Dunia Energi-Rio Indrawan)

Freeport menggenjot pembangunan smelter. Rencananya shift pekerja akan ditambah agar bisa mengejar progress pembangunan sebesar 4% per bulan (Foto/Dok/Dunia Energi-Rio Indrawan)

Para pekerja di tengah proyek Smelter Freeport Indonesia. (Foto/Dok/Dunia Energi-Rio Indrawan)

Secara total ada 15 ribu pekerja yang terlibat dalam pembangunan smelter Freeport Indonesia. Sebagian besar pekerja berasal dari dalam negeri dan terutama di sekitar wilayah Freeport (Foto/Dok/Dunia Energi-Rio Indrawan)

Berbagai komponen besar pabrik smelter sudah mulai terbangun di komplek smelter Freeport Indonesia (Foto/Dok/Dunia Energi-Rio Indrawan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tony Wenas, Presiden Direktur Freeport Indonesia sedang menjelaskan progres pembangunan smelter kepada Arifin Tasrif Menteri ESDM (Foto/Dok/Dunia Energi-Rio Indrawan)