JAKARTA – PLTS Apung dengan kapasitas 561 kilowatt peak (kWp) mulai beroperasi di kawasan Tambak Lorok, Semarang. Ini jadi PLTS terapung terbesar yang pernah dibangun PLN hingga saat ini.

PLTS terapung itu dioperasikan oleh anak usaha PLN, PLN Indonesia Power (PLN IP) yang merupakan bagian dari pembangunan PLTS dengan total keseluruhan sebesar 920 kWp di beberapa gedung Kompleks Pembangkit Listrik Gas dan Uap (PLTGU) PLN IP Semarang Power Generation Unit (PGU).

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, pembangunan PLTS ini merupakan wujud komitmen PLN bersama anak usahanya dalam upaya mendorong program transisi energi, mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Dalam upaya menuju NZE 2060 PLN telah melakukan beberapa inisiatif. Misalnya adalah dengan tidak lagi membuat kontrak baru pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Sebagai gantinya, PLN mulai membangun pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Strategi besarnya adalah shifting away,  dari pembangkit berbahan fosil menjadi pembangkit EBT,” ujar Darmawan, Sabtu (8/4).

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power mengungkapkan pembangunan PLTS ini merupakan komitmen PLN IP bersama anak usahanya, PT Indo Tenaga Hijau dalam mewujudkan transisi energi di Indonesia.

“PLTS Apung ini, dibangun di atas water pond seluas 1 hektar dengan waktu pembangunan selama 8 bulan. Pada tahun pertama PLTS ini akan memproduksi listrik ramah lingkungan sebesar 1,4 juta kWh per tahun dan berkontribusi menurunkan emisi gas Co2 hingga sebesar 1.304 ton/tahun,” kata Edwin. (RI)