JAKARTA – PT PLN (Persero) terus berupaya mendorong pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) di waduk-waduk eksisting milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

M Ikhsan Asaad, Direktur Mega Proyek PLN, mengungkapkan saat ini terdapat enam lokasi waduk yang sedang diproses.

“Ada enam lokasi yang kami proses (untuk pembangkit listrik energi terbarukan), di antaranya Merangin, Bali, Papua. Kami terus dorong untuk menggunakan waduk-waduk besar milik Kementerian PUPR. Yang dalam waktu dekat akan operasional itu PLTS 145 MW di Cirata pada 2022,” ungkap Ihksan kepada Dunia Energi, Senin (31/8).

Pembangunan pembangkit dengan memanfaatkan waduk eksisting diyakini akan mempercepat realisasi bauran EBT. Setidaknya, produsen listrik tidak perlu membangun bendungan maupun waduk untuk membangun PLTA sehingga waktu konstruksi dapat dipersingkat.

Seperti diketahui, perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar yang berbasis di Abu Dhabi akan bermitra dengan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), anak usaha PLN, membangun PLTS Terapung Cirata berkapasitas 145 mega watt peak (MWp). Pembangkit tenaga surya ini dibangun di Waduk Cirata, Purwakarta, milik Kementerian PUPR.

Investasi di pembangkit ini senilai US$129 juta. PLTS Terapung Cirata memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Kerja sama tersebut telah dituangkan pada kesepakatan Power Purchase Agreement (PPA) antara konsorsium investor PT. PJB Investasi (PT PJBI dan Masdar) dan PLN yang ditandatangani 12 Januari 2020 di Abu Dhabi.

“Ada juga di Saguling. Kami sedang lakukan studi untuk tingkat radiant mataharinya,” kata Ihksan.(RA)