JAKARTA – PT PLN (Persero) diminta bisa menyerap gas dari Lapangan Sinamar, Blok South West Bukit Barisan sehingga cadangan yang ada di blok tersebut segera termonetisasi. Rencananya blok yang dikelola PT Rizki Bukit Barisan itu bisa mulai produksi gas pada 2023.

Abduk Wahid, Amggota Komisi VII DPR, mengatakan jika PLN kelebihan daya, itu bukan alasan untuk tidak menyerap gas dari Lapangan Sinamar karena pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dan konsumsi listrik juga terus meningkat.

“Kami mendorong PLN untuk membeli gas dari Lapangan Sinamar yang dikelola Rizki Bukit Barisan agar gas yang sudah ditemukan cadangannya ini dapat segera diproduksikan,” kata Abdul, Senin (15/2).

Kalaupun memang ada kelebihan pasokan listrik maka PLN dapat mengirimkan kelebihan pasokan tersebut ke wilayah Riau atau Jambi karena saat ini infrastruktur interkoneksi sudah terbangun.

Taslim Z Yunus, Sekretaris SKK Migas, mengatakan Lapangan Sinamar memiliki cadangan sebesar 245 BSFC (billion standar cubic feet) dengan potensi produksi sebesar 35 MMSCFD (million standard cubic feet per day) dan 800 barel kondensat per hari dengan target awal produksi mulai tahun 2023.

“Pada tahap awal ditargetkan produksi sebesar 2.5 juta kaki kubik per hari (MMscfd) pada 2023. Gas yang akan diproduksikan akan digunakan untuk pembangkit listrik ke PLN dengan kapasitas 10 megawatt (MW) yang akan digunakan untuk mengaliri listrik di daerah Kabupaten Sijunjung,” ungkap Taslim.

Litto Habrianta, General Manager PT Rizki Bukit Barisan, menambahkan saat ini selain untuk pembangkit listrik ke PLN sebesar 2,5 MMscfd, masih ada rencana produksi sebesar 32,5 MMscfd yang akan dialokasikan untuk Sumber Aneka Gas “Rencananya akan digunakan untuk kilang mini LNG atau pabrik Methanol,” kata Litto.(RI)