JAKARTA– Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), terus mengoptimalkan penanganan kasus semburan sumur YYA-1 di Laut Karawang, Jawa Barat. Hingga Minggu (12/8) siang, penanganan Sumur YYA-1 dengan Pengeboran Relief Well untuk untuk menutup sumur secara permanen telah mencapai kedalaman 1.464 meter (lebih dari 4.000 feet) dari target 2.765 meter (sekitar 9.000 feet). Pengeboran menggunakan pipa diameter 17-1/2 memakai rig Soehanah yang berdiri sekitar 1 kilometer dari anjungan YY, tempat sumur YYA-1
berada.

Dalam keterangan tertulis kepada Dunia-Energi, manajemen PHE ONWJ menyatakan, sumur relief well menurut rencana akan menembus sampai kedalaman sekitar 2.765 meter. Dengan pengeboran relief well ini, diharapkan dapat menutup sumur YYA-1 sehingga dapat menghentikan tumpahan minyak.

Terkait penanagnan tumpahan minyak di perairan dan pesisir pantai, pad Minggu (11/8), PHE ONWJ menggelar oil boom sepanjang 8.605 meter untuk menghalau tumpahan minyak di perairan dan di pesisir pantai. Selain itu, PHE ONWJ juga mengerahkan 3.116 personil di darat dan laut, serta mengerahkan 46 unit kapal.

Oil boom yang digelar tersebar di sejumlah titik. Di perairan, PHE ONWJ menggelar 4.200 meter static oil boom di lapis pertama dan 400 meter di lapis kedua. Selain itu, PHE ONWJ juga menempatkan 400 meter moveable oil boom, dan ditambah bantuan 700 meter oil boom di FSRU Nusantara Regas. Untuk di pesisir, PHE ONWJ menggelar 2.905 meter oil boom yang tersebar di 6 lokasi, yaitu Cemara Jaya, Sedari, Tambak Sari, Tanjung Pakis, Pantai Bakti, dan Sungai Buntu.

PHE ONWJ didukung 3.116 personil yang terbagi dua kelompok yaitu 932 personil bertugas di perairan dan 2.184 bertugas di daratan. Dukungan personil ini terdiri atas elemen Oil Spill Combat Team (OSCT), TNI Polri, dan elemen masyarakat sekitar.

Operasi pembersihan tumpahan minyak di perairan didukung dengan 46 unit kapal. Sebanyak tujuh unit kapal di antaranya bertugas untuk oil combat. Selebihnya bertugas untuk pengejaran dan pengepungan minyak yang tercecer, pengangkut tumpahan minyak, patroli, dan siaga back up pemadam kebakaran.

Terkait penananganan aspek masyarakat, pada Minggu (11/8), PHE ONWJ menempatkan lima posko medis di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, Muara Beting. Posko tersebut didukung lima orang dokter, 35 tenaga medis, dan diperkuat dengan lima unit ambulans yang dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan.

Ambulans tersebut siaga di Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sedari, Tambak Sari, dan Muara Beting. Sedangkan di Kepulauan Seribu, PHE ONWJ menempatkan satu tim medis yang terdiri atas satu orang dokter dibantu dua tenaga medis dan perahu ambulance bekerjasama dengan puskesmas Pulau Tidung dan Pulau Lancang.

Posko kesehatan PHE ONWJ tersebut telah melakukan pengawasan kesehatan, pemeriksaan, dan pengobatan untuk sekitar 500 orang warga masyarakat (pemeriksaan harian per 10 Agustus 2019).

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Karawang membentuk Tim Kompensasi yang terdiri atas Lintas Dinas, Muspida, Muspika dan PHE ONWJ untuk penanganan kompensasi masyarakat akibat tumpahan minyak. Tim tersebut akan melakukan beberapa hal seperti merumuskan dan menetapkan standar nilai kompensasi sesuai hasil verifikasi. Masyarakat terdampak akan menyampaikan pengaduan kerugian ke posko pengaduan yag didirikan di setiap desa terdampak, kemudian dilakukan inventarisasi dan verifikasi oleh tim untuk memastikan data kerugian. (RA)