JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), subholding gas PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan pipa minyak di Blok Rokan dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan wilayah lantaran pembangunan proyek strategis nasional ini melibatkan lebih dari 60% scope konstruksi dan tenaga kerja lokal.

“Dengan pembangunan yang melibatkan sumber daya lokal, maka diharapkan multiplier effect-nya mampu berkontribusi secara nyata bagi peningkatan kapasitas SDM dan transfer knowledge di daerah,” kata Suko Hartono Direktur Utama PGN, Senin (19/10).

Menurut Suko, pemberdayaan pengusaha dan tenaga kerja lokal juga turut menunjang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat di masa krisis. Dari transfer knowledge yang nanti terjadi, dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan SDM khususnya pada aspek pemahaman teknologi dan komersial dalam pembangunan pipa minyak Rokan.

“Pembangunan proyek pipa minyak Rokan,  termasuk proyek strategis yang penuh risiko dan berbiaya besar, sehingga dibutuhkan peningkatan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersial. Dua aspek ini menjadi patokan utama, agar hasilnya dapat optimal dan memberikan manfaat yang luas,” ungkap Suko.

PGN melalui anak usahanya PT Pertamina Gas (Pertagas) adalah pelaksana pembangunan, telah dilakukan kerja sama dalam pengadaan material pipa baja untuk pipa minyak Rokan dengan PT Krakatau Steel. Dari kerja sama tersebut ditargetkan dapat menekan biaya pengadaan material sebesar 16% dan memberikan nilai lebih bagi industri baja dalam negeri karena menjadi upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

Menurut Suko, pada prinsipnya pembangunan pipa minyak Rokan menjadi upaya untuk mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor minyak. Dengan nilai capex US$300 juta, optimasi efisiensi yang didapatkan sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2,1 Triliun.

“Karena alokasi capex pada awalnya sebesar US$450 juta,” tukas Suko.

Proyek pipa Rokan dibangun untuk menjaga kinerja produksi energi setelah alih kelola Blok Rokan Hulu dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 2021 mendatang kepada PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Suko mengatakan dengan kompetensi dalam pengembangan infrastruktur migas dan penyaluran energi baik gas bumi ke seluruh sektor, PGN berupaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi seluruh mata rantai penyaluran energi.

“Selain itu dalam pelaksanaan operasi investasi selalu ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian daerah maupun nasional, terlebih lagi dimasa yang sangat menantang saat ini dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi,” kata Suko.(RI)