JAKARTA – PT PGN Tbk optimistis bisa memasok gas untuk industri smelter yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi. Ada beberapa potensi serapan gas dalam jumlah besar dari industri smelter yaitu untuk Freeport Indonesia, Antam dan Vale Indonesia.

Arief Setiawan Handoko, Direktur Utama PGN, menyatakan kebutuhan gas akan meningkat cukup signifikan dalam beberapa tahum mendatang menyusul rampungnya banyak pabrik smelter yang menggunakan gas sebagai baham baku maupun bahan bakar operasinya.

“Smelter untuk nikel itu juga membutuhkan kita tahu ada antam Vale itu butuh gas di 2026,” kata Arief dalam Indonesia Mineral and Energy Conference (IMEC) 2023, Selasa (19/18).

Selain itu PT Freeport Indonesia kata Arief juga sedang membutuhkan gas untuk smelternya di Gresik yang bakal beroperasi full mulai tahum depan. PGN berinisiatif menjadi pemasok utama gas tersebut.

Karena keterbatasan jaringan pipa nantinya pasokan gas menurut Arief akan dipenuhi melalui bentuk gas alam cair atau LNG. Itu berarti harus disiapkan juga fasilitas untuk regasifikasi gas.

“Karena tidak ada jaringan pipa  mau nggak mau kita pakai regasifkasi floating atau land based LNG-nya,” ungkap Arief.

Vale saat ini tengah mempersiapkan dua pengembang blok Nikel masing-masing di Bahadopi, Sulawesi Tengah dan proyek blok nikel Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Kedua proyek tersebut rencananya ditargetkan akan rendah emisi tanpa menggunakan batu bara dan menggunakan gas untuk memenuhi kebutuhan energi. Hanya saja hingga kini Vale belum mendapatkan kepastian pasokan gas yang dibutuhkan.

Vale sudah mulai menggarap proyek tambang nikel di Bahadopi melalui PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) perusahaan patungan dengan mitranya Taiyuan Iron & Steel (Group) Co Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co Ltd.

Untuk pengembangan blok Pomalaa, Vale menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) untuk memproses bijih nikel Vale. Nantinya akan dibangun smelter High-Pressure Acid Leach (HPAL). Pada akhir November lalu Vale dan mitranya baru saja melakukan groundbreaking proyek Blok Pomalaa ditargetkan bisa menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun.