JAKARTA – Manajemen PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN tengah bergerak cepat “bergerilya” mencari pasokan LNG untuk mengatasi kondisi force majure atau kahar atas kerjasama yang terjalin dengan Gunvor Singapore Pte Ltd yang baru saja diumumkan perusahaan Selasa (7/11).

Arif Setiawan Handoko, Direktur Utama PGN, mengungkapkan PGN tidak mendapatkan pasokan LNG sehingga mengumumkan kondisi itu. Saat ini manajemen tengah bergerak untuk segera mendapatkan pasokan LNG. “Masih mengupayakan mencari. Force majure karena nggak ada kargo (LNG) buat PGN,” kata Arif kepada Dunia Energi, Rabu (8/11).

Menurut Arif upaya pencarian akan terus dilakukan meskipun tantangannya juga cukup besar mengingat harga yang disepakati dengan Gunvor selaku pembeli LNG.

Sebelumnya Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN melalui keterbukaan informasi perusahaan mengumumkan kondisi force majeure alias kahar terkait pelaksanaan master liquified natural gas (LNG) sale and purchase agreement dan confirmation notice (CN) dengan Gunvor Singapore Pte Ltd selaku pembeli.

Kondisi kahar ini terjadi pada 3 November 2023. PGAS menyampaikan pemberitahuan force majeure kepada pembeli terkait pelaksanaan confirmation notice (CN). Perseroan memperikaran kondisi force majure tidak kurang dari beberapa bulan pada tahun 2024.

“Pada saat pelaporan, belum terdapat dampak atas kejadian, informasi, atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan PGAS,” kata Rachmat dalam keterbukaan informasi tersebut.

PGN kata Rachmat memastikan kondisi ini tidak mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. “Pada saat pelaporan, belum terdapat dampak atas kejadian, informasi, atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, dan kondisi keuangan perseroan,” ujar Rachmat. (RI)